TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Pemenuhan fasilitas publik bagi warga Kota Tasikmalaya dinilai belum optimal. Terutama bagi tunanetra.
Guiding block pada trotoar hingga Zebra Cross yang beralih jadi tempat parkir, menyulitkan penyintas tunanetra berjalan kaki.
Seperti yang dirasakan Usman, seorang Tunanetra asal Argasari, Kecamatan Cihideung.
Target Pendapatan Parkir di Kota Tasikmalaya Perlu Dikaji Ulang
Ia kemudian meminta Pemerintah Kota Tasikmalaya, untuk pikirkan nasib teman sejawatnya di jalanan.
Baca Juga:Jalan Rusak Parah, Warga Wanayasa Kabupaten Ciamis Ancam Demo Besar-BesaranWarga Situ Beet Pindahkan Lapak Jualan ke Lorong Katasik, Buat Spot Ngabuburit?
“Untuk kami yang belum terfasilitasi adalah jembatan penyebrangan. Kami ingin seperti di kota-kota besar yang ada kayak Bandung,” kata Usman kepada Radar, Selasa, 12 Maret 2024.
Menurut data yang dihimpun Dinas Sosial Kota Tasikmalaya, terdapat 1.968 penyandang disabilitas di Kota Tasikmalaya, yang sebagian diantaranya adalah tunanetra.
Program Bagi-Bagi Makan Siang Gratis di Kota Tasikmalaya Sudah Dijalankan Sejak November 2023
Kadang mereka masih sulit untuk mandiri dalam berjalan.
“Kami berharap, pemerintah bisa memprioritaskan jembatan penyeberangan untuk kami. Termasuk di kantor, perumahan dan juga rumah sakit,” tandasnya.
Usman melanjutkan, beberapa sarana publik untuk penyandang disabilitas mesti diperhatikan.
Dengan begitu, pengendara memiliki jarak yang cukup untuk berhenti dan memberikan kesempatan bagi penyandang disabilitas menyeberang.
“Tolong buatkanlah fasilitas untuk kami berjalan di sana, supaya kami bisa lebih mandiri lagi,” tambahnya.
Baca Juga:Baru Hari Pertama Bulan Ramadhan, Harga Daging Ayam dan Sapi di Ciamis Sudah Terbang TinggiTarget Pendapatan Parkir di Kota Tasikmalaya Perlu Dikaji Ulang
Pada transportasi umum, mulai dari akses ke stasiun, halte, atau terminal bus harus memiliki jalur-jalur datar dan kesan yang aman dengan tingkat kemiringan maksimal 5 persen agar dapat dilalui oleh pengguna kursi roda.