TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Meski tidak resmi, para juru parkir di Kota Tasikmalaya tak mau dianggap preman.
Sebab itu mereka membuat rompi parkir warna oranye sendiri sebagai identitas.
Setidaknya dengan begitu mereka tidak dianggap sebagai tukang parkir abal-abal yang hanya meniup peluit ketika pengunjung mau keluar parkiran.
Baca Juga:Cerita Keterbukaan Pengelolaan Anggaran Kabupaten Sumedang yang Belum Bisa Ditiru Kota TasikmalayaTekan Inflasi Selama Ramadhan, Pemkot Banjar Segera Gelar Operasi Pasar Murah
Cerita Warga Soal Parkir Liar di Kota Tasik: Datang Tak Dipandu, Pulang di-Priit!
Ia mengaku sudah lima tahun menjadi juru parkir tidak resmi. Setiap hari ia bekerja sendiri menangani parkir dan uangnya dibawa pulang untuk anak isteri.
Bukan tidak mau bergabung dengan pemerintah, HR tak sanggup jika harus ditarik setoran dengan target angka tertentu setiap bulan.
“Setornya besar ya (kalau ke pemerintah). Saya kan di rumah banyak keluarga yang harus dihidupi. Mana cukup,” ucapnya.
Fenomena ini lah yang dimanfaatkan para juru parkir tidak resmi untuk mendulang pendapatan dari pekerjaan yang tidak terikat dengan pemerintah.
Meski begitu mereka berusaha melengkapi diri seformal mungkin agar tidak dianggap tukang parkir abal-abal oleh pengunjung. Salah satunya dengan membuat rompi parkir secara mandiri.
Baca Juga:Pj Wali Kota Tasikmalaya Raih Penghargaan Pendukung Pengelolaan Zakat TerbaikInformasi APBD Kota Tasikmalaya Masih Kurang Eksplisit
“Kita buat ini biar seperti tukang parkir beneran (resmi),” ucap HR Jukir di sekitar kawasan Taman Kota Tasikmalaya.
Sepi, Terminal Rajapolah di Kabupaten Tasikmalaya Jadi Tempat Parkir Kendaraan Pribadi
Ia pernah ditanya soal legalitasnya ketika memandu parkir di kawasan Citapen.
“Namanya parkir kadang ada yang ngasih lebih, pas, kadang gak ngasih. Malah pernah ditanya surat tugasnya mana,” papar HR.