Ia melihat bahwa hingga saat ini masih terdapat beberapa program yang dijalankan Pj Wali Kota Tasikmalaya Cheka Virgowansyah, yang tidak berkorelasi dengan prioritas daerah. Salahsatunya Gang Katasik. Menurutnya program itu sebatas duplikasi inovasi yang dilakukan di Kota Makasar, lalu di-copy diterapkan di Kota Resik.
“Karena melihat di Makasar saat Apeksi, (lalu) copy paste. Padahal konteks budaya Makasar dan Tasik tak sama. Apalagi prioritas utama lebih ke tata kotanya, parkir, sampah, banjir. Kita rasa, kaitannya itu cuma pencitraan. Mudah dilaksanakan dan sesaat tapi tak menyasar akar persoalan,” paparnya.
“Sekarang semakin Pemkot jadi tabu membuka anggaran, jangan-jangan gagal laksanakan reformasi birokrasi, terutama mengubah mindset. Bukan sebatas digitalisasi, aplikasi. Mindset penyelenggara pemerintah jauh lebih penting di situ. Saya mulai kesal, kok jadi seperti ini. Pencitraan saja, kelihatan dan gampang dimanipulasi dan publikasi,” lanjut Kepala Departemen Tata Kelola keuangan Publik (Take up) Perkumpulan Inisiatif tersebut.
Baca Juga:Layanan Panggilan Darurat 112 Mau Dibuka di Kota Tasikmalaya, Fungsinya Buat Apa?Catet! Jadwal Operasi Pasar Murah Pemkot Tasikmalaya untuk Tekan Harga Beras
Lanjutkan Jalan Lingkar Utara, Pemkot Tasikmalaya Berharap Dapat Alokasi Anggaran Tahun Ini
“Sekarang sudah gak ada (diskusi). Apa tidak dibolehkan? Kemudian efektivitas intervensi Pemkot kurang efektif dibanding daerah lain di Jabar dalam menekan indikator-indikator pekerjaan rumah. Jangan sebatas besar anggaran, tapi sejauhmana kualitas intervensi dan ngefek tidak terhadap perkembangan kota,” tandas Nandang.
Maka dari itu, lanjutnya, agar publik bisa turut berpartisipasi, ia menyarankan anggaran bisa lebih terbuka. Dengan ditutupi, justru memicu kecurigaan dan prasangka tidak baik dari berbagai pihak.
“Jangan-jangan banyak belanja tidak mencerminkan kepentingan publik. Kita cek saja, sekarang Pemkot Tasik belum berani mempublikasikan APBD-nya secara utuh di websitenya, yang bisa diakses publik. Ini menurut saya urgent bagi Pj wali kota. Saya mencoba akses ke Pj wali kota dan disarankan ke Bappelitbangda. Saat dihubungi, malah ngasih power point, udahlah itu kan hanya gambaran umum untuk persentasi paparan rapat. Sementara kita itu ingin mengkaji arah kebijakan anggaran seperti apa lewat pola pengalokasian APBD,” tuturnya, bercerita.