Saat ini, Cheka mengaku tengah mengakali stok beras, khususnya pasokan beras stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP) agar bisa kembali disuplai ke pasaran untuk menekan harga. Stok yang ada di sejumlah penjual kemungkinan telah habis.
“Beberapa memang habis, tapi kan ada 20 jongko. Terus juga ada di pasar-pasar modern, ya kita gunakan dulu stok-stok yang ada sekarang,” sebutnya.
Cheka menerangkan bahwa kondisi krisis pangan itu, tidak hanya terjadi di Kota Tasikmalaya melainkan daerah lain juga alami hal serupa.
Beras di Kabupaten Garut Mahal, Operasi Pasar Murah Jadi Solusi
Baca Juga:Dituding Gagal Tangani Sampah, Pj Wali Kota Tasikmalaya Cheka Virgowansyah Bilang BeginiPerolehan Suara PAN Kabupaten Ciamis Membaik di Pemilu 2024, Peluang 7 Kursi Terbuka Lebar
“Kita sedang mengusulkan untuk stok tambahan. Namanya juga mengusahakan tapi jangan lupa bahwa Bulog di semua daerah sama karena kemungkinan melihat pasokan dari pusat juga,” kata Cheka.
Distribusi beras SPHP menurutnya punya dampak besar terhadap fluktuasi harga beras. Kendati demikian keterlambatan panen di lumbung padi di Tasikmalaya, yakni Singaparna, jadi faktor utama lemahnya intervensi harga.
“Ada dampaknya (dari distribusi beras SPHP, red). Kemarin kan turun Rp 200 rupiah itu. Cuman kita gak bisa memaksa panen duluan karena memang belum masa panen. Jadi kalau memasuki puasa Insya Allah itu aman untuk dari sisi beras. Tinggal memikirkan komoditas lain,” ungkap dia.
PBB Berpotensi Tampilkan Wajah Baru di DPRD Kota Tasikmalaya Periode 2024-2029
Yakni, memastikan pasokan beras SPHP, memindai daerah yang surplus beras, hingga meminta bantuan pangan pada wilayah lain.
Dua daerah yang dibidik di antaranya adalah Brebes dan Blitar. (AYU SABRINA B)
Baca berita dan artikel lainnya di google news