TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – TPS 50 yang dengan lokasi outdoor di Riung Asih Kelurahan Tuguraja Kecamatan Cihideung Kota Tasikmalaya ambruk saat hujan deras, Rabu 14 Februari 2024. Peristiwa itu terjadi saat 2 warga masih mengantri untuk melakukan pencoblosan.
Hal itu terjadi saat hujan menguyur lokasi lewat pukul 12.00 WIB, di masa pemungutan suara masih berlangsung. Saat itu air sudah menggenang menjadi beban di atap tenda yang akhirnya roboh.
Petugas KPPS bersama tim pengamanan pun langsung mengevakuasi logistik ke SMAN 4 Kota Tasikmalaya. Pemungutan suara pun dilakukan untuk 2 warga yang tersisa dan berlanjut perhitungan suara.
Baca Juga:Usai Mabuk Miras di Jalan Baru Tasikmalaya, 4 Pemuda Dibikin Becek KapolsekHadiri Doa Bersama di Makodim, Cheka Virgowansyah : kita dalam satu barisan menjaga Kota Tasikmalaya
Ketua KPPS di TPS 50 Nizar Suryadi mengatakan bahwa saat hujan mulai turun, pemungutan suara sudah selesai. Pihaknya pun sudah melihat tenda rawan roboh dengan air yang menggenang di atap. “Jadi si kotak (suara) sudah dibungkus, kita inisiatif karena curah hujan udah gede,” ujarnya.
Namun pihaknya kedatangan dua orang yang masuk kategori Daftar Pemilih Khusus (DPK) sebelum pukul 13.00 WIB. Sehingga pihaknya harus tetap memberikan pelayanan dan memberikan keduanya hak untuk melakukan pencoblosan. “Karena saat itu masih ada waktu ya (pemungutan suara),” ucapnya.
Namun sesaat kemudian, hal yang dikhawatirkan pun terjadi di mana tenda TPS 50 tersebut roboh. Beruntung tidak ada warga yang tertimpa besibtenda dan logistik sudah terbungkus plastik.
Pihaknya langsung megevakuasi logistik pemilu ke SMAN 4 Tasikmalaya yang jaraknya sekitar 100 meter dari TPS awal. Nizar memastikan bahwa logistik tetap aman tanpa terkena cipratan air. “Aman, sama sekali enggak ada bekas air,” ujarnya.
Petugas pun menyiapkan 1 bilik suara untuk mengakomodir dua warga yang tersisa. Proses pun dilanjutkan dengan penghitungan suara Pilpres yang dihadiri oleh para saksi.
Disinggung kenapa TPS tidak sejak awal ditempatkan di sekolah tersebut, dia menjelaskan beberapa alasan. Pertama warga keberatan karena jarak cenderung lebih jauh, di tambah alasan secara geografis di mana sekolah itu sudah di luar wilayah administratif. “SMA 4 itu masuknya ke Cilembang, kita (TPS 50) ke Tuguraja,” katanya.