Sudah Tahu Pojok Baca Digital di Alun-Alun Ciamis? Seperti Ini Penampakannya
Hanya belasan orang yang bisa ditampung di lantai dua tempat membaca itu. Buku-buku pun tidak sepenuhnya dijejerkan di sana, ada yang masih tertata di gudang lantaran tak cukup muat menampung.
“Kalau kebanyakan yang berkunjung ke sini itu individu ya. Kalua study tour hanya momen-momen tertentu, beda dibandingkan dengan Banjar, Ciamis, yang Gedung-nya sudah memadai, standar nasional. Karena luas wilayahnya, tanahnya, lebih dari 1000 meter persegi,” jelas Teguh.
Baca Juga:Update Link Pendaftaran Bintang Pelajar 2024 Radar Tasikmalaya GroupDi Garut Ada “Zoro” Berjubah Hijau, Keliling Naik Kuda Bagi-Bagi Stiker dan Gantungan Kunci
Beragam cara dilakukan agar warga Kota Tasikmalaya mudah mengakses buku. Teguh mengatakan salah satu indikator mengukur tingkat literasi adalah keterjangkauan bacaan dengan pembacanya.
Perbedaan Pendapat Soal Bacaleg Meninggal Dunia Boleh, Asal Jangan Menabrak Aturan
“Ada kegiatan lomba baca, puisi, bercerita, itu jadi kesempatan mengenalkan pada Masyarakat. Terus kalua ada bazaar, kita datang, ada kegiatan public kita buka stand menyuguhkan buku-buku juga,” lanjut Teguh.
Adapun Perpustakaan Keliling, jadi satu cara yang dinilai mutakhir menghantarkan buku ke pembacanya. Kendati demikian, kendala teknis masih dialami Perpusda.
“Satu hari keliling ke satu lokus. Karena operasional baru satu sebenarnya. Mungkin ke depannya bisa dua lokus, karena kan keterbatasan driver tadi itu ya,” tuturnya.
“Driver itu yang dari CV karena ada aturan di tahun 2023 tidak boleh mempekerjakan non PNS. Jadi dari outsourching,” tandasnya.