TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Menjelang pemungutan suara, mahasiswa dari BEM Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Siliwangi (Unsil) mengambil sikap kritis. Mereka menuntut penyelenggaraan pemilu dilaksanakan secara fair tanpa keberpihakan pemerintah kepada salah satu peserta.
Hal itu disampaikan para mahasiswa melalui pernyataan sikap di kampus hijau, Minggu (4/2/2024). Di mana mereka menilai penyelenggaraan pemilu terlalu serampangan.
Dalam pernyataan sikap yang dibacakan oleh Ketua BEM FAI Unsil Ahmad Riza Hidayat, mereka menegaskan beberapa hal. Di antaranya mahasiswa tetap tegak lurus pada dinlai perjuangan dalam menegakkan demokrasi, melindungi HAM dan memberantas Korupsi Kolusi dan Nepotisme (KKN).
Baca Juga:Di Tasikmalaya Warung Kopi Sediakan Miras, Ada 68 Botol yang Ditemukan PolisiCieee #KitaSetda atau #KitaSekda nih? Yang Pasti Pilkada Kota Tasikmalaya Sebentar Lagi!
Mereka juga menolak keras terhadap segala bentuk kecurangan dan ketidakadilan dalam proses pemilu. Berikut juga dengan penyalahgunaan wewenang pejabat pemerintah untuk kepentingan politik praktis.
Para mahasiswa itu pun menuntut seluruh pejabat negara agar patuh terhadap demokrasi. Jokowi sebagai Presiden juga diminta untuk berhenti melakukan pembajakan konstitusi, prinsip demokrasi serta etika kehidupan berbangsa dan bernegara.
Mereka juga mendesak kepada unsur pemerintah baik ASN, TNI sampai Polri untuk menjaga netralitas. Termasuk KPU dan Bawaslu sebagai bagian dari penyelenggara pemilu agar menjalankan tugas sesuai kewenangannya.
Ahmad Riza menerangkan pernyataan sikap itu didasari dengan oleh pengamatannya melihat fenomena yang terjadi di masa pemilu. Dari mulai persoalan di Mahkamah Konstitusi, pejabat publik menjadi tim bahkan Presiden sendiri mengeluarkan pernyataan kontroversi soal keberpihakan. “Bahkan ada statement tidak beretika yang dilakukan presiden Joko Widodo,” tuturnya.
Menurutnya rentetan peristiwa tersebut menunjukkan Pemilu 2024 ini terlalu serampangan. Untuk itu sebagai bagian dari civitas akademik pihaknya merasa perlu untuk menegaskan sikap. “Sebagai bentuk tanggung jawab anak bangsa menyikapi situasi pemilu saat ini,” katanya.
Pihaknya pun berharap semua civitas akademik sebagai representasi kaum intelektual bisa melakukan sikap yang sama. Karena di Tasikmalaya bahkan Priangan Timur belum ada pernyataan sikap yang resmi. “Termasuk Unsil sendiri belum menyatakan sikap,” ujarnya.