TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Sejumlah anak muda mendeklarasikan tolak kampanye hitam alias black campaign dalam kontestasi politik 2024.
Sebaliknya, mereka menuntut para kontestan Pemilu 2024 mempertimbangkan kepentingan publik dan kedewasaan demokrasi.
Ungkapan itu dilontarkan anak muda dalam sebuah diskusi bertajuk “Satu, Dua, Tiga, Sayang Semua” di Kedai Kopi Veloce, pada Kamis (10/20/2024).
Baca Juga:Ditanya Calon Bupati Ciamis 2024, Pengamat Sebut Deretan Nama Ini Layak MajuHari Lahan Basah Sedunia Diperingati Setiap 2 Februari, Tahukah Kamu Siapa yang Menetapkannya?
Jangan sampai ikut terjebak dalam politik uang yang sering muncul pada setiap pesta demokrasi lima tahunan.
“Satu hal yang ingin kami suarakan adalah, bahwa menentukan pilihan dan menolak black campaign bukan berarti kita utopis terhadap pemimpin yang nanti terpilih. Tetapi lebih kepada efek balik ke kita. Kita harus perhitungan nasib kita lima tahun ke depan,” ungkapnya kepada Radar, saat diiwawancarai seusai diskusi.
“Itulah seni dari berpolitik, para elite tentu sudah memahaminya, tetapi masyarakat kelas menengah ke bawah belum tentu mengerti. Para pendukung di akar rumput bisa jadi sudah terlanjur terbawa perasaan saat mendengar dan atau membaca isu-isu sensitif yang digoreng jelang Pemilu 2024,” lanjutnya.
Baginya, naif jika para calon pemimpin bangsa ini menolak disebut mencari suara rakyat jelang Pemilu 2024.
Secara konstitusional, tidak salah jika calon presiden, calon wakil presiden, dan calon anggota legislatif berburu suara selama masa kampanye.