“Kita kerahkan semua pompa air untuk penyedotan, yang dari Damkar (pemadam kebakaran) dengan kapasitas sangat tinggi kita angkut ke RSUD. Ada tiga pompa kecil yang kita gunakan juga, agar ada proses percepatan dalam penanganan air rendaman di RSUD,” jelasnya.
Ucu juga membenarkan bahwa RSUD dr. Soekardjo jadi lokasi yang kerap terendam air kala hujan deras melanda.
“Dari beberapa pengalaman yang sudah kita lakukan penanganannya, RSUD setiap hujan besar dengan intensitas yang sangat lebat pasti terendam, berarti ada sesuatu di sini,” ungkapnya.
Baca Juga:Tukang Becak Tertimpa Pohon Tumbang di Jalan DadahaMahfud MD Janji Putihkan Utang Petani dan Nelayan di Kota Tasikmalaya
Ketinggian banjir semula setinggi betis orang dewasa pada jam 4 sore. Setelah menunggu hujan reda, pada jam 6 sore air mulai surut.
“Tidak terlalu tinggi seperti beberapa waktu lalu, hanya sekitar 10 sentimeter sampai 15 sentimeter. Beda dengan beberapa ruas jalan yang selalu mencapai 50 sentimeter. Tapi tampaknya RSUD tidak terlalu parah dibanding pada waktu kejadian yang lalu,” lanjut Ucu.
Bukan hanya RSUD dr. Soekadrjo, beberapa titik lokasi di Kota Tasikmalaya tercatat oleh BPBD pada Sabtu (27/1/24) terggenang air yang cukup tinggi.
Seperti di Jalan Kalangsari, Jalan Sutisna Senjaya (Sutsen), Citapen, Nagarawangi, dan Lengkong.
“Hari ini saya menyaksikan dan melakukan penelusuran di beberapa titik di antaranya adalah rendaman di ruas jalan terutama, sudah pasti di jalan nasional. Di jalan Kalangsari, itu pasti terjadi. Sutsen yang biasa tidak terlalu besar tadi tinggi sekali. Di Citapen, Nagarawangi, di Lengkong, dan juga beberapa perumahan penduduk, serta beberapa tempat yang sedianya tidak ada rendaman tadi terjadi rendaman dan cukup tinggi,” jelas Ucu.
“Itu, sangat memprihatinkan dan kami tetap akan lakukan penyedotan sekalipun solusinya belum kita temukan harus seperti apa penangannya,” pungkasnya.(Ayu Sabrina B)
Baca berita dan artikel lainnya di google news