Hala itu bisa terjadi karena sejak kecil mereka dididik oleh orang tuanya untuk kreatif. Dari mulai hal kecil sehingga mereka terbiasa untuk bisa berkreasi dalam hal apapun. “Waktu kecil kalau mau mobil-mobilan, ayah tidak beli tapi bikin,” ungkapnya.
Dari yang awalnya hanya berjualan di rumah, produknya laris dan hasilnya ditabung untuk pengembangan usaha. Di tambah lagi mereka rajin ikut lomba kewirausahaan sehingga hadiahnya bisa menjadi tambahan modal. “Uangnya ditabungin, terus lomba juga dapat pendanaan,” imbuhnya.
Sekitar 3 tahun, usaha yang mereka rintis cukup nyata perkembangannya. Mereka berhasil memiliki gerai dengan omset mencapai Rp 100 juta dalam sebulan.
Baca Juga:Belum Sebulan, Kasus Demam Berdarah Sudah 40 di Kota TasikmalayaPasien Klinik Alifa Tak Dapat Tembusan Surat Kemenkes, Padahal yang Melapor
Pada ksemepatan itu Naufal memberikan sebuah tips agar berani melangkah tanpa ketakutan berlebih akan kerugian. Yakni tidak terlalu fokus pada ekspektasi yang besar akan hasil usaha yang dilakukan. “Memperkecil harapan, memperbesar tindakan,” ujarnya.
Dalam kesempatan tersebut hadir juga owner toko pancing Lumba-Lumba Irma S Handayani, Ketua Dewan Pembina Asosiasi G Coach Indonesia (AGCI) R Akhmad Yani Saefudin dan juga Kepala Dinas Kepemudaan Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata Kota Tasikmalaya Deddy Mulyana.(*)
Kunjungi juga Radartasik.id di Google News dan Tiktok