Kendati demikian, ia menjelaskan bahwa KPU Kota Tasikmalaya memberikan waktu istirahat yang cukup kepada petugas. Di antaranya di sela waktu salat 5 waktu.
“Waktu istirahat banyak, dari jam 12 sampai jam 1 siang istirahat. Salat ashar jam 3 sampai 4 sore. Maghrib juga istirahat. Jadi, memang banyak istirahatnya dan saya kira walaupun sampai jam 9 malam, teman-teman juga siap,” tuturnya.
Perihal bayaran pekerja sorlip, Asep belum memaparkan angka pasti. Adapun para pekerja dibayar sesuai dengan jumlah surat suara yang berhasil dilipatnya.
Baca Juga:Implementasi Perwal Pembatasan Plastik Sekali Pakai di Kota Tasikmalaya Harus DikawalStrategi Penggalian Pajak-Retribusi di Kota Tasikmalaya Dinilai Kurang Inovasi
“Kalau honor kita bayar per lembar. Jadi per lembar sudah ada ketentuan dari KPU RI dan Provinsi. Beda untuk honor sorlip (surat suara) presiden dan keempat lainnya beda. Tiap daerah beda, tergantung UMR,” kata Asep menjelaskan.
“Untuk yang selain surat suara presiden, 335. Karena (surat suara) presiden lebih sedikit dan kecil, 200 sekian,” tandasnya.
Sementara itu, diungkapkan Pj Wali Kota Tasikmalaya bahwa gudang logistik sempat diterpa hujan berhari-hari. Namun ia memastikan bahwa cuaca tersebut tidak mengganggu proses sorlip.
“Jadi kita manage bagaimana teman-teman bisa lebih kondusif lagi untuk suasana dan tempat saya kira sudah memadai. Kemarin juga sudah beberapa kali hujan dan tidak ada bocor sama sekali terima kasih kepada teman-teman KPU,” ujar Cheka Virgowansyah.
Setelah memantau langsung, ia juga mengakui rasa gerah yang dirasakan para pekerja sorlip di gudang logistik benar adanya.
“Sementara untuk mekanisme dari KPU sudah cukup baik, setiap hari juga diganti (pekerja) sehingga refresh terus. Tinggal kita me-manage karena pekerjaanya cukup banyak ya. Kita sudah komunikasi, sedang diusahakan koordinasikan untuk membuat lebih sedikit nyaman dan sejuk,” pungkasnya. (Ayu Sabrina B)
Baca berita dan artikel lainnya di google news