Hal itulah yang membuat video yang beredar itu sangat persis dengan pernikahan asli. Apalagi tidak ada penjelasan bahwa itu merupakan kegiatan praktik di sekolah. “Iya, itu program tahunan,” ucapnya.
Disinggung soal pernikahan dengan dua perempuan sekaligus, pihaknya mengaku hal itu merupakan ide dan gagasan dari para siswa yang mengurus hal teknisnya. Bahkan pihaknya pun sempat kecolongan karena skenarionya, dua perempuan itu adalah kakak beradik. “Saya juga baru tahu H-3 kalau perempuannya ada 2 orang,” ucapnya.
Awalnya pihak sekolah meminta agar skenarionya diubah seperti pernikahan yang wajar di mana ada 1 mempelai pria dan 1 perempuan. Namun para siswa sudah mengonsep hal tersebut sedemikian rupa sehingga pihaknya merasa harus bisa bijaksana. “Khawatir kalau secara tegas dilarang kasihan juga mereka yang sudah mempersiapkannya,” ucapnya.
Baca Juga:DKKT Dapat Hibah Alat Seni Tradisional, Berkat Dorongan DewanJelang Hari Pencoblosan Pemilu 2024 Masyarakat Makin Pragmatis, KPU dan Bawaslu Apa Kabar?
Pada akhirnya pihaknya sekadar meluruskan skenarionya saja agar tidak bertentangan dengan hukum agama. Di mana dua perempuan tersebut secara skenario bukanlah kakak beradik. “Jadi sepupu, kalau menikahi kakak beradik kan tidak boleh,” katanya.
Diakuinya konsep praktik tersebut di satu sisi memang pembelajaran untuk siswa soal teknis-teknis pernikahan. Namun soal 2 perempuan yang dinikahi, menurutnya lebih karena ingin dijadikan konten saja. “Karena anak-anak ingin jadi viral,” tuturnya.(*)
Kunjungi juga Radartasik.id di Google News dan Tiktok