TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Rumah kebakaran, balita di Tasikmalaya tewas terbakar. Luka bakar yang hebat menjadi penyebab bocah 4 tahun ini meninggal dunia usai mendapatkan perawatan di RSUD SMC.
Duka menyelimuti salah satu keluarga di Kampung Pinggirsari RT/RW 02/03 Desa Cikadongdong Kecamatan Singaparna Kabupaten Tasikmalaya. Selain rumahnya berukuran 5×7 meter kebakaran, salah satu anggota keluarga yakni bocah berusia empat tahun tewas terbakar pada Sabtu (6/1/2024) pukul 06.30 WIB.
Salah satu perangkat Desa Cikadongdong Kecamatan Singaparna Wanti menyampaikan dalam peristiwa itu terdapat dua orang korban. Yakni Elis Hernawati (54) dan anaknya bernama Rizky Burhani Sulton (4). “Mereka berdua mengalami luka bakar sangat serius, sampai dilarikan ke RSUD SMC Kabupaten Tasikmalaya,” ujarnya kepada Radar terkait balita di Tasikmalaya tewas terbakar.
Baca Juga:Kerajinan Bambu Kabupaten Tasikmalaya Menuju Pasar Global, Terus Berinovasi untuk Menghasilkan Karya TerbaikBahan Pokok di Tahun 2024, Harga Cabai Masih Pedas di Pasar Singaparna Tasikmalaya
Menurut informasi, kata Wanti, saat kejadian Rizky sedang bermain sendirian di kasur sambil memainkan korek api (gasoline). Tak lama kemudian, api menyala dan membakar kasur. Seketika, ibunya langsung panik, langsung menggulung kasur yang terbakar tersebut dan memeluk anaknya untuk dibawa keluar rumah. Namun, pada akhirnya keduanya terbakar.
“Anak usia 4 tahun atas nama Rizky meninggal dunia sekira pukul 21.00 WIB ketika sedang dalam perawatan di RSUD SMC, sedangkan ibunya masih dirawat,” ujarnya.
Ketua Taruna Siaga Bencana (Tagana) Kabupaten Tasikmalaya Jembar Adisetya mengatakan, kedua korban memang mengalami luka bakar cukup serius. “Kronologi kebakaran rumah di Cikadongdong Singaparna itu, berawal saat seorang anak kecil bermain korek api (gasoline) ketika orang tuanya tertidur,” katanya.
Sementara itu, Ketua KPAID Kabupaten Tasikmalaya Ato Rinanto menyebutkan, terdapat beberapa langkah yang harus dipahami oleh para orang tua. “Anak itu memang dianjurkan bermain sebebas-bebasnya, akan tetapi juga orang tua harus bisa membedakan mana permainan yang membahayakan anak mana yang tidak,” katanya.
Oleh karena itu, ujar Ato, seyogyanya orang tua harus bisa cerdas membedakan mana mainan yang bahaya, mana yang tidak dan mana yang membahayakan anak mana yang tidak.