Ia mengatakan persoalan Pemilu tidak hanya sekadar mengajak masyarakat untuk datang ke Pemilu dan mencoblos calon wakil rakyat atau calon pemimpin daerah dan negara.
Tetapi juga pengetahuan masyarakat tentang politik itu sendiri dan konsekuensi yang didapat ketika menjatuhkan pilihan.
“Berbicara Pemilu bukan hanya soal memilih siapa, tetapi juga upaya edukasi masyarakat apa itu pemilu, politik, hingga demokrasi. Inilah yang dibutuhkan masyarakat hari ini,” tuturnya.
Baca Juga:Kemenag: Pelunasan Biaya Haji 2024 Bisa Mulai Dicicil dari SekarangKurang Ramai, Lorong Kawasan Tematik Tasikmalaya Hanya Dikunjungi Pejabat
Lebih lanjut ia mengatakan, diskusi yang digelar GPT Jabar itu perlu ditiru organisasi lain, agar pemilih dapat memahami substansi demokrasi hingga kontestasi politik, yakni Pemilu.
“Saya tertarik dengan diskusi hari ini, di sela-sela kesibukan Pemilu, masih ada organ-organ seperti GPT Jabar ini, yang mengedukasi masyarakat khususnya perempuan dan millenial tentang pendidikan politik dan membahas di dalamnya demokrasi dalam tata nilai kearifan lokal,” kata Myftah.
Ketua GPT Jabar Hj Vera Amalia menuturkan diskusi itu merupakan bagian dari agenda roadshow yang telah dilaksanakan 27 kabupaten/kota. Tujuannya mengedukasi kalangan perempuan tentang politik.
“Gerakan perempuan tangguh, dengan misi Dari Hari Ciptakan Jejak Inspirasi, setelah ini semuanya terutama perempuan Indonesia khusunya yang kita temui dalam roadshow di jabar, bisa lebih berkualitas lagi ilmu tentang politik dan demokrasi,” ujar Vera.
Ia mengatakan, alasan membuka diskusi dengan tema tersebut berdasarkan temuan di lapangan. Bahwa, generasi millenial dan perempuan masih ada yang acuh dengan politik.
“Iya, kurang di lapangan. Kita juga temukan bahwa demokrasi saat ini, tidak hilang tetapi mulai luntur perlahan. Di sini kita menguatkan kembali, dengan materi yang disampaikan seputar demokrasi dan keraifan lokal,” pungkasnya. (Ayu Sabrina B)
Baca berita dan artikel lainnya di google news