“Ini ada kebun yang dikelola KWT di ujung Lorong Katasik. Ya, hanya segini. Masih banyak yang perlu dibenahi sih, ini juga pagarnya yang hijau, ini baru dicat tiga hari yang lalu,” ujar Eha (41), warga setempat.
Ia mengatakan sempat ada siswa Taman Kanak-kanak (TK) datang mengunjungi Lorong Katasik. Namun selain itu rata-rata hanya pejabat daerah yang datang untuk mengontrol lorong tersebut.
“Ada pengunjung sih kemarin dari TK gitu lihat-lihat, selebihnya mah gak ada. Paling pak Pj itu juga udah 3 kali ya kayak ngontrol gitu,” ujarnya.
Baca Juga:Manajemen Mall di Ciamis Tak Tahu SLF, Akibat Sosialisasi Pemerintah Tidak Masif?Lanjutkan Jalan Lingkar Utara, Pemkot Tasikmalaya Berharap Dapat Alokasi Anggaran Tahun Ini
Kendati demikian, Eha merasa keadaan Katasik di wilayahnya itu kurang menarik. Meski sudah dilengkapi dengan wifi dan CCTV, namun tetap saja jarang ada pengunjung datang. Sehingga tidak bisa menjadi titik keramaian baru seperti yang diharapkan masyarakat.
“Masih perlu banyak dibenahi, tanamannya kurang kumplit. Jangan cabe sama tomat doang diharapkan ada yang aneh seperti paprika. Soalnya kan ini dijual ke pengunjung,” tandasnya.
Ros (39), penjual kupat tahu di samping dinding Lorong Katasik juga menuturkan hal serupa. Menurutnya suasana di lorong itu memang sepi. Hanya sesekali ada pengunjung datang.
âJarang sih yang kesini, paling kalau ada tamu. Seperti pak pj yang kesini, dengan para pejabat. Saya ingatnya itu saja, kalau masyarakat jarang sih, apalagi akhir-akhir ini memang sepi,” ujar Ros kepada Radar.
Ros menyatakan, sejak adanya Katasik pengunjung memang kerap mampir ke kiosnya. Namun itu hanya bertahan di awal saja.
Lorong Katasik dengan panjang kurang dari 100 meter itu, masih belum rampung dipoles dengan lukisan-lukisan khas. Hanya tampak depan yang cantik dengan hiasan aksara di dinding, sisanya masih berwarna putih polos. (Ayu Sabrina B)
Baca berita dan artikel lainnya di google news