TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Memasuki tahun 2024, Kota Tasikmalaya berbenah mempersiapkan diri menjadi kota yang lebih modern.
Sejumlah kota di dunia, jadi rujukan pemerintah daerah dalam menetapkan wajah baru kota ini untuk 20 tahun ke depan.
Penjabat Wali Kota Tasikmalaya, Dr Cheka Virgowansyah, sempat menyatakan keinginannya meningkatkan kehidupan kota ini menjadi lebih modern seperti di Amerika Serikat.
Baca Juga:Pembangunan Pedestrian Kota Tasikmalaya Kemungkinan Dilanjut 2024, Tunggu Kebijakan Kepala Daerah?Lukisan Karya Seniman Tasikmalaya Dilelang, Paling Mahal Terjual Rp15 juta
“Di kota-kota di Amerika setiap minggu ada event, dan itu skala nasional. Kita akan coba contoh itu. Mungkin 2024 kita targetkan untuk setiap minggu ada event, untuk membuat perekonomian kita lebih menggeliat,” ujar Cheka.
Ia juga berencana memperkaya sektor pariwisata, untuk menarik pelancong datang ke Kota Tasikmalaya dan mendongkrak perekonomian.
Hal itu tampak dari diperkenalkannya beragam wahana wisata baru yang disebutnya sebagai hidden gem.
“Seluruh kota di dunia rata-rata mengandalkan pariwista, seperti di California. Bahkan kota di Tanzania, hanya dikenal dengan lapangan golf, itu adalah bentuk ciri khas. Ada juga setiap kota yang setiap minggu event seperti di Amerika tadi,” tutur Cheka.
Dengan referensi tersebut, Cheka berniat untuk ‘menyulap’ titik lokasi yang jadi muka Kota Tasikmalaya dengan agenda event lebih banyak.
“Setiap minggu akan ada event, saya akan sampaikan ke Kadisporabudbar. Dengan itu, setiap minggu hotel penuh, resto penuh, yang penting masyarakat bahagia,” ujarnya.
Boros Anggaran
Rencana-rencana besar yang diutarakan Pj Wali Kota Tasikmalaya itu dinilai bagus oleh para seniman. Namun hal itu juga dikritik sebagai sebuah langkah pemborosan. Baik dari segi materi maupun seni.
Baca Juga:Pakaian Adat Perempuan Jadi Pengenal Keberagaman Suku dan BudayaJadi Bakal Calon Wali Kota Tasikmalaya dari Golkar, Yusuf: Hanya Saya Sendiri
Salah satu seniman Tasikmalaya, Iwan Koeswana, menilai tata ruang hingga pembangunan daerah yang dilakukan kini lebih baik dari sebelumnya, namun juga ditaksir boros.
“Saya membaca tata kota, banyak payung tertutup rapat di tengah kota. Indah, tetapi terlalu banyak. Hemat saya, payung-payung ini sifatnya tertutup dan statis. Sedangkan, kehidupan ini dinamis dan juga terbuka global,” kata sang Meastro Metamorfosa Van Gogh itu.