Pembangkit Listrik Nuklir
Gempa Jepang kali ini juga terjadi pada saat yang sensitif bagi industri nuklir Jepang, yang telah menghadapi perlawanan sengit dari sebagian warga sejak gempa dan tsunami 2011 yang memicu bencana lelehan nuklir di Fukushima. Beberapa kota hancur dalam bencana itu dan hampir 20.000 orang meninggal.
Jepang pekan lalu mencabut larangan operasional yang diberlakukan pada pembangkit listrik nuklir terbesar di dunia, Kashiwazaki-Kariwa, yang telah offline sejak tsunami 2011.
Badan Pengatur Nuklir mengatakan tidak ditemukan ketidakberesan pada pembangkit listrik nuklir di sepanjang Laut Jepang, termasuk lima reaktor aktif di pabrik Ohi dan Takahama milik Kansai Electric Power di Prefektur Fukui.
Baca Juga:Prediksi Granada vs Cadiz di Liga Spanyol 2024, Statistik, Skor, Susunan Pemain, dan Head to HeadInilah Daftar 10 Pemain Serie A Termahal 2024, Ada Lautaro Martinez, Victor Osimhen, dan Rafael Leao
Pabrik Shika milik Hokuriku Electric, yang terdekat dengan pusat gempa, juga telah dimatikan sejak 2011. Perusahaan mengatakan ada beberapa pemadaman listrik dan kebocoran minyak setelah gempa Jepang Senin, tetapi tidak ada kebocoran radiasi.
Perusahaan sebelumnya mengatakan berharap dapat me-restart reaktor pada 2026.
Pembuat peralatan chip, Kokusai Electric, mengatakan sedang menyelidiki lebih lanjut setelah menemukan beberapa kerusakan di pabriknya di Toyama menjelang rencana pemulihan operasi pada hari Kamis.
Perusahaan-perusahaan seperti Sharp, Komatsu, dan Toshiba telah memeriksa apakah pabrik-pabrik mereka di daerah tersebut mengalami kerusakan. (*)
Sumber: Japan Today
Baca berita Radartasik.id lainnya di Google News atau saluran WhatsApp.