TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Terungkapnya Kasus Geng Motor di Kota Tasikmalaya yang terjadi Jalan SL Tobing pekan lalu merembet ke dunia pendidikan. Di mana data pelaku berikut dengan sekolahnya menyebar di grup whatsapp dan media sosial.
Sebagaimana diketahui, kasus geng motor tersebut melibatkan 12 pelajar yang masih di bawah umur. Polisi sudah mengamankan sebagian besar serta mengantongi identitas rekan-rekan mereka.
Berdasarkan data yang beredar, 12 pelaku merupakan siswa dari 5 Sekolah yang berbeda, yakni 6 SMK Negeri, 2 SMA Negeri dan 4 SMK Swasta. Dalam kasus ini, pelajar SMK cukup mendominasi dengan jumlah 10 orang.
Beredarnya data identitas anak tersebut berdampak kepada lembaga pendidikan tempat mereka belajar. Karena status mereka sebagai pelajar sangat bertentangan dengan perbuatan mereka.
Baca Juga:505 Pesilat Perisai Diri Kota Tasikmalaya Adu Jurus di DadahaSaat Warga Sedang Nonton Debat Cawapres, Rumah di Cilendek Tasikmalaya Terbakar
Ketua Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMK Kota Tasikmalaya Japar Solihin SPd MPd mengatakan beredarnya data tersebut tentu berdampak kepada sekolah. Seolah bahwa pihak sekolah sudah gagal mendidik mereka. “Tentu efek negatifnya sangat besar ke sekolah,” ujarnya.
Diakuinya bahwa hal ini menjadi salah satu bahan evaluasi untuk para kepala sekolah khususnya SMK di Kota Tasikmalaya. Supaya pembinaan karakter serta edukasi masalah hukum bisa lebih dikuatkan. “Kita juga sering berkolaborasi dengan kepolisian untuk pembinaan kepada siswa, ke depannya kita akan kuatkan lagi, termasuk menyebarkan edukasi positif melalui media massa,” tuturnya.
Setiap sekolah khususnya SMK, lanjut Japar, sudah memberikan pembelajaran yang positif kepada para siswa. Bukan hanya tentang pengetahuan umum, namun juga mengenai perilaku. “Pendidikan untuk akhlak juga tentu diberikan,” ucapnya.
Namun pihaknya meminta semua pihak bisa bijaksana dalam memandang persoalan ini. Pasalnya urusan perilaku anak pada dasarnya merupakan tanggung jawab bersama. “Sekolah tentu berperan dalam hal pendidikan, tapi kan peran orang tua, warga di lingkungan juga harus ikut berperan,” tuturnya.
Apabila menyoroti sekolah, tidak sedikit pelajar-pelajar yang punya prestasi dan juga punya perilaku yang baik. Artinya, banyak faktor selain pendidikan sekolah yang membentuk karakter anak.