TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Pondok pesantren menjadi tujuan favorit kandidat jelang Pemilu 2024. Tak terkecuali menjelang Pemilihan Presiden 2024.
Ketiga calon presiden-wakil presiden menjadikan pondok pesantren sebagai salah satu lokasi favorit yang dituju pada masa kampanye.
Tak sebatas untuk silaturahmi, tambahan suara juga diincar. Bukan tidak mungkin, Kota Tasikmalaya yang dijuluki kota santri itu juga ditaksir akan mengalami hal sama. Apalagi, jelang Pemilihan Kepala Daerah pada 2024 mendatang.
Baca Juga:PSGC Ciamis Ditundukan Persikas 2-3 dalam Babak 8 Besar Liga 3 Seri 1 Jawa BaratASN Kota Tasik Wajib Bawa Alat Makan dan Minum Pribadi dari Rumah
Hal itu diungkap oleh Ketua Forum Pondok Pesantren (FPP) Jawa Barat Dr KH Edi Komaludin MAg dalam rangkaian pelantikan FPP Kota Tasikmalaya, Kamis (21/12), di Gedung Graha Asia, Tasikmalaya.
“Saat jelang Pemilu, suka muncul asosiasi ustad, forum komunikasi pondok pesantren, yang baru-baru dan tiba-tiba dibentuk. Itu nyata terjadi,” ungkapnya.
“Maka saya ingin mengenalkan FPP ini, karena ada juga yang terlahir dari pontren, mengaku-ngaku tergabung dan mendukung cagub tertentu,” tambah Edi.
Ketua FPP Kota Tasikmalaya KH Nono Nurul Hidayat menambahkan bahwa FPP dibentuk secara resmi oleh Kementerian Agama Republik Indonesia.
Di dalamnya beranggotakan pimpinan atau perwakilan pondok pesantren yang terafiliasi ormas islam.
“Dibentuk FPP Kota Tasikmalaya, itu mengcover seluruh pondok pesantren yang ada di masing-masing ormas. Jadi ini bukan milik seorangan Muhamadiyyah, persis, dan lainnya,” katanya.
Antisipasi hal tersebut, Nono menyebutkan daftar pondok pesantren yang dimilikinya sudah dicek dan ricek.
Baca Juga:Mau Tangani Limbah Plastik, Kota Tasikmalaya Ternyata Tak Punya Data LengkapSurat Suara Pilpres dan DPD Tiba, untuk Pileg Akan Segera Menyusul
Dimana masing-masing koordinator kecamatan membuat daftar masing-masing untuk melakukan pengecekan terhadap tiap pesantren dan afiliasinya.
“Bikin list masing-masing koordinator kecamatan, untuk dicek ponpes ini afiliasi mana saja, jangan-jangan yang tidak hadir pesantren abu-abu. Ini jadi catatan kami. (Alasannya) beberapa tahun lalu, ada yang mengatakan pesantren yang masuk FPP tetapi mencederai citra bangsa,” kata Nono menjelaskan.
Edi kembali menambahkan, bahwa di Tasikmalaya pesantren harus diperhatikan keberlangsungannya.