Metode top-down artinya anda melakukan analisi kondisi ekonomi makro sektor industri kemuian baru menganalisis perusahaan tersebut. Sedangkan metode bottom-up, dilakukan dengan analisis perusahaan terlebih dahulu baru kemudian menganalisis keadaan ekonomi makro dan sektor industri.
- Mulai Dengan Modal Kecil
Bagi anda yang baru pertamakali investasi saham sebaiknya mulai dengan modal kecil saja. Hal ini untuk berjaga-jaga agar tidak terlalu kecewa jika terjadi kerugian. Dalam hal ini, anda bisa coba investasi saham melalui Reksadana yang modalnya tidak terlalu besar. Sebab, dengan modal hanya Rp 50.000 saja anda bisa mulai berinvestasi saham di Reksadana.
Jika anda sudah mendapatkan hasilnya dan paham betul dengan investasi saham seiring berjalannya waktu, maka tidak ada salahnya jika anda mulai investasi saham dengan modal yang lebih besar. Pasalnya, semakin besar saham yang anda miliki maka semakin besar pula keuntungan yang bisa didapatkan bergitupun dengan kerugiannya.
Baca Juga:SMK YI Tasikmalaya Raih Juara 3 Tinju Antar SasanaSDN Panyingkiran Tasikmalaya Raih Juara 1 Renang Tingkat Kota
- Siapkan Modal Investasi
Menyiapkan modal tentunya menjadi hal penting yang harus anda perhatikan ketika belajar saham. Ada beberapa broker yang menawarkan investasi dengan modal awal rendah, mulai dari 50 ribu atau 100 ribu. Tentunya hal ini bisa anda manfaatkan untuk berinvestasi dengan modal kecil.
Selain itu, pastikan modal yang digunakan untuk investasi adalah uang dingin bukan uang untuk keperluan sehari-hari atau dana darurat.
- Pilih Saham Berdasarkan Indeksnya
Sebagai investor pemula, anda harus mencari saham yang memiliki likuiditas tinggi sekaligus market leader.
Maka dari itu, muncullah Liquid 45 atau yang lebih dikenal sebagai indeks LQ45. Itu artinya, di dalam indeks tersebut terdapat 45 saham yang mempunyai likuiditas tinggi. (red)