TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Kurang Terpeliharanya Gedung Kesenian Kota Tasikmalaya (GKKT) merupakan bentuk ketidakseriusan pemerintah dalam memperhatikan sarana pelestarian budaya. Kalau saja serius, gedung tersebut tentunya akan lebih terpelihara dengan fasilitas yang representatif.
Budayawan Tasikmalaya Tatang Pahat mengaku sepakat dengan pandangan Ketua DKKT Bode Riswandi. Terkait GKKT yang perlu pembenahan dan sarana penunjang yang memadai. “Memang betul, sarananya harus lebih memadai,” ujarnya kepada Radar, Rabu (20/12/2023).
Saat ini pelaku seni yang akan menggunakan gedung tersebut untuk pertunjukan, terbebani lagi dengan biaya sewa kelengkapan lain. Seperti lampu sorot, perlengkapan sound, pendingin ruangan dan yang lainnya. “Apalagi kalau ada yang mau bikin pertunjukan tingkat nasional, untuk lokal saja masih repot,” terangnya.
Baca Juga:Pengemis Pasar Cikurubuk Ditemukan Tak Bernyawa di Dalam KontrakanRokok Tanpa Cukai Dibungkus Paket Produk Kecantikan, Tahun 2023 Diamankan 190.120 Batang
Kendati demikian, pihaknya cukup menyesalkan dengan penjelasan pihak Disporabudpar. Di mana persoalan anggaran merupakan alasan klasik yang biasa digunakan pejabat untuk cari aman. “Apalagi kalau bukan cari aman,” tuturnya.
Masalahnya dia melihat pemerintah sendiri tidak serius dalam memperhatikan fasilitas pelestarian budaya dan seni. Karena jika memang serius, tentunya ada keberpihakan anggaran juga untuk perbaikan GKKT. “Contoh AC itu sepertinya tidak akan sampai puluhan juta, tapi ko susah sepertinya,” ucapnya.
Kalau pun pemerintah keberatan untuk mengalokasikan anggaran, seharusnya mengambil alternatif lain. Karena di Kota Tasikmalaya banyak perusahaan yang bisa diajak untuk bekerja sama. “Kan bisa juga dari dana CSR, yang mengatur pendistribusiannya kan pemerintah,” jelasnya.
Padahal, pelaku seni selalu membayar retribusi sebagaimana ketentuan yang ditetapkan. Bahkan siap jika tarifnya dinaikan asalkan fasilitasnya sudah memadai. “Di mana pun, kalau fasilitasnya bagus biaya naik pun tidak akan jadi masalah,” ucapnya.
Sebelumnya, Kepala Dinas Kepemudaan Olahraga Kebudayaan dan pariwisata Deddy Mulyana. Setiap tahun pihaknya selalu mengajukan perbaikan baik untuk infrastruktur sampai dengan perbaikan sarana yang ada di komplek Dadaha. “Kalau pengajuan selalu kita lakukan, tapi belum teralokasikan,” ucapnya.