Anaknya hanya study tour ke Kabupaten Pangandaran bersama rombongan sekolah. Tapi biaya yang diminta mencapai Rp 850.000 per siswa.
Ia pun harus merogoh kocek cukup dalam, untuk biaya perjalanan dan menginap yang menurut perhitungan pribadinya tidak akan menghabiskan biaya terlalu besar.
“Ke Pangandaran bayar Rp 850.000, memang dengan menginap segala tapi itu kemahalan dan kita berat karena ternyata diwajibkan,” ungkapnya.
Baca Juga:Catatan LHP BPK, 9 Paket Pekerjaan Jalan Desa di Ciamis Kelebihan Bayar Rp 1,3 MiliarRp 131 Juta Pajak Reklame di Kota Tasikmalaya Tak Dipungut, SKPD Akui Belum Melakukan Inventarisasi
“Kalau anak tidak ikut, ngaruh ke nilai katanya. Apalagi anak saya juga kan panas lah, teman-temannya ikut, dan itu juga jadi dorongan guru untuk membujuk kita ikut,” lanjutnya.
Kokom dan Dedeh, hanya dua dari sekian orang tua yang merasakan study tour sebagai beban tambahan bagi kehidupan ekonomi keluarga.
Apalagi dalam kondisi ekonomi seperti sekarang. Keduanya juga sepakat jika study tour harusnya tak muluk-muluk dan memilih daerah yang jauh. Hal itu lantaran ongkos dan uang jajan akan sangat memberatkan.
Selain daerah itu, Kokom merasa biaya study tour akan lebih berguna jika dibelikan peralatan sekolah dan keperluan lain di keluarga. Biaya yang tinggi dan ‘tekanan’ yang seolah memaksa harus ikut pergi, tidak seharusnya terjadi.
“Bayar sekolah kan tidak hanya study tour, mungkin sekolah bisa pertimbangkan yang tidak mampu. Dicari solusinya, kalau disebut wajib ya kita anak juga takut,” pungkasnya.
Sebelumnya, Wakil Ketua DPRD Kota Tasikmalaya Muslim MSi mengaku mendapat keluhan dari para orang tua murid soal kegiatan study tour yang diselenggarakan tiap sekolah telah menambah beban keluarga.
Ia pun meminta Dinas Pendidikan dan KCD untuk turun tangan memantau kegiatan di luar pelajaran resmi itu.
Baca Juga:Ivan Dicksan Jadi Pusat Perhatian di Bazaar Murah DadahaCakupan Kesehatan Semesta Kota Tasikmalaya Capai 100 Persen
Sebab, biaya yang dimintakan terhadap anak untuk ikut study tour seringkali amat besar dan menjadi beban tambahan yang menyesakan bagi orang tua murid. (Ayu Sabrina B)