TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Pendidikan vokasi di Kota Tasikmalaya harus bergerak sendiri untuk bisa berkembang. Dukungan pemerintah sejauh ini masih sangat minim.
Pendidikan vokasi pada dasarnya merupakan pendukung untuk menunjang kemampuan dan keterampilan warga, termasuk pelajar. Dari mulai pelatihan tata boga, bahasa, musik dan keterampilan-keterampilan lainnya baik oleh LKP maupun LPK.
Ketua Himpunan Lembaga Latihan Seluruh Indonesia (HILLSI) Jawa Barat Tatang Taqyudin mengatakan bahwa saat ini dukungan pemerintah sangat minim. Bahkan LKP dan LPK seolah masih dipandang sebelah mata di dunia pendidikan. “Masih termarjinalkan, kurang dianggap,” ungkapnya kepada Radartasik.id usai rapat di RM Sambel Hejo, Selasa (12/12/2023).
Baca Juga:10 Pasangan Muda-Mudi Diciduk di Penginapan Kota Tasik, Ngakunya Hanya Istirahat6 Temuan Dugaan Malpraktik di Klinik Alifa Versi Kuasa Hukum Pasien
Saat ini sudah muncul Perpres 68 tahun 2022 soal revitalisasi pendidikan dan pelatihan vokasi, ditambah dengan Peraturan Menteri PMK nomor Tentang Organisasi dan Tata Kerja Tim Koordinasi Nasional Revitalisasi Pendidikan Vokasi dan Pelatihan Vokasi.
Regulasi tersebut pada dasarnya setiap daerah harus membentuk Tim Koordinasi Daerah Vokasi (TKDV). Tim tersebut merupakan gabungan unsur pemerintah dengan PKL dan LPK sebagai Pokja Teknis. “Tapi sampai hari ini belum juga ada kepastian, termasuk dari Pemkot Tasikmalaya,” ucapnya.
Maka dari itu sampai saat ini lembaga pendidikan vokasi saat ini harus bergerak sendiri untuk bisa berkembang. Saat ini pihaknya sedang mempersiapkan event Gebyar Vokasi sebagai ajang eksistensi LKP dan LPK di hadapan publik. “Nanti acaranya tanggal 16 November 2023,” terangnya.
Acara tersebut akan dilaksanakan di Transmart dengan melibatkan HILLSI, HIPKI dan Forum PLKP. Di mana acara tersebut akan diisi oleh pagelaran seni, lomba pidato bahasa Jerman dan pameran kuliner. “Ada 40 stan LPK dan LPK, jadi di sana warga bisa menanyakan soal pendidikan vokasi,” terangnya.
Pendidikan vokasi ini menurutnya harus didorong serius untuk menciptakan Sumebr Daya Manusia (SDM) yang berkemampuan. Apalagi Kota Tasikmalaya yang sedang bergerak menjadi daerah industri jasa dan perdagangan. “Kalau masyarakat kita tidak punya keterampilan, tetap jadi pengangguran,” tuturnya.