Menurut Rikha hal itu belum mengindikasikan pelaku psikopat, mengingat itu pembunuhan berencana. Di mana pelaku ada di fase antara percaya dan tidak bahwa dia sudah melakukan pembunuhan. “Jadi bisa ada jeda antar perbuatan dengan penyesalan,” katanya.
Ketenangannya berbincang dengan ibu korban pun salah satu ciri pemikiran pendek pelaku. Di mana dia berpikir bisa aman dengan membuat kebohongan, di mana HP berdalih sempat berpapasan dan melihat WW bersama temannya. “Justru sepertinya dia merasa sudah aman, karena berpikir semua berjalan dengan rencana,” terangnya.
Beda halnya dengan pembunuhan yang terjadi secara spontanitas atau tidak direncanakan sama sekali. Hal itu bisa secara instan memberikan efek kegelisahan bagi pelakunya. “Kalau tidak direncanakan, justru potensi kegelisahan dan kepanikan lebih tinggi,” katanya.(*)