Ditambah bonus demografi, yang dikatakan Cheka sebagai tantangan nyata para pendidik di Indonesia, khususnya daerah seperti Kota Tasikmalaya.
Hal itu ditambah dengan maraknya kasus bullying anak di sekolah, yang masih menjadi pekerjaan rumah bagi guru dan wali siswa.
“Berdasarkan hasil Asesmen Nasional (AN) tahun 2021 dan 2022 atau rapor pendidikan 2022 dan 2023, sebanyak 24,4% peserta didik mengalami berbagai jenis perundungan atau bullying baik yang bersifat fisik, verbal, relasional ataupun secara daring (cyberbullying),” kata Cheka.
Baca Juga:Pj Wali Kota Tasikmalaya Jaring Informasi dengan Bercengkrama Sambil NgopiPasca Disahkan UU ASN, Nasib Tenaga Honorer dan THL Kota Tasikmalaya Belum Diputuskan
“Perundungan atau yang lebih dikenal dengan bullying bukanlah persoalan sepele karena hal ini dapat mengganggu proses bangsa ini menuju Indonesia emas 2045,” tegasnya.
Maka dari itu, Cheka berpesan peringatan HUT PGRI dan Hari Guru Nasional ini harus dimaknasi hingga diimplentasikan membangun lingkungan pendidikan yang inklusif dan inovatif.
“Nantinya setiap anak memiliki karakter yang tidak hanya cerdas tapi juga baik, karena sejatinya sukses dunia pendidikan bukan hanya yang mampu mencerdaskan anak, namun juga mampu mewujudkan generasi muda yang berkarakter,” pungkasnya. (Ayu Sabrina B)
Baca berita dan artikel lainnya di google news