TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – SMPN 3 Ciawi Kabupaten Tasikmalaya menggelar Karya Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) Tahun Ajaran 2023/2024, Senin (27/11/2023). Kegiatan tersebut untuk mengasah kreativitas siswa.
Kepala SMPN 3 Ciawi Juhana SPd MPd mengataikan, pelaksanaan pameran Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila ini guna mengimplementasikan kurikulum merdeka. “Kurikulum merdeka selain ada kegiatan intra, ada juga ekstra dan projek. Ini pertama kali SMPN 3 Ciawi melaksanakan kegiatan dalam bentuk gebyar P5 ini,” ujarnya kepada Radar, kemarin.
Jadi seluruh hasil kegiatan projek siswa, kata Juhana, sekarang ditampilkan di hadapan para orang tuanya sendiri, tokoh masyarakat, komite dan pemerintah kecamatan.
Baca Juga:Iwan Saputra Siap Maju Kembali Jadi Calon Bupati Tasikmalaya pada Pilkada 2024, Tokoh Masyarakat dan Relawan Datangi Kediamannya Berikan Dukungan PenuhTERBAIK!! Empat Guru Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Tasikmalaya Raih Juara Semarak Karya Hari Guru Nasional 2023, Berikut Nama-namanya
“Jangan sampai sekolah seperti kotak hitam. Yang tahu hanya guru dan siswa, namun masyarakat juga berhak tahu kegiatan di SMPN 3 ini apa. Sekolah mengajak orang tua, masyarakat dan aparat pemerintah setempat untuk memberikan, melatih dan memberikan apresiasi terhadap produk anak,” ucapnya, menjelaskan.
Kemudian, kata dia, diberi penghargaan dalam bentuk pujian, walaupun misalkan produknya kurang bagus, mereka merasa termotivasi dan terperhatikan. Selanjutnya, untuk produk yang ditampilkan oleh siswa dalam kegiatan ini mengacu kepada domain atau dimensi P5 itu sendiri.
“Misal kewirausahaan, bentuknya di situ ada hasil yang disampaikan. Anak membuat satu produk makanan, kemudian menjual sendiri dengan cara menghitung biaya produksi yang dihasilkan kemudian berapa nalai jual yang harus disampaikan,” kata dia.
Intinya, ucap Juhana, untuk kegiatan projek itu tidak hanya paham tentang produk yang dihasilkan. Melainkan proses dari awal. Mereka harus melakukan apa, dan bagaimana. “Jadi menurutntnya ada karakter yang tumbuh di samping produk yang dihasilkan oleh para siswa itu sendiri,” ucapnya.
Juhana berharap kegiatan ini tidak hanya kali ini saja, melainkan berlanjut dengan kegiatan lainnya. Yang paling utama adanya karakter yang tertanam pada anak-anak.
“Walaupun produk mereka kurang memiliki nilai jual, namun yang paling penting karakternya sudah tertanam. Misalnya, inisiatif, kreatif, mau kerja sama dengan orang lain dan berkolaborasi,” ucapnya, menjelaskan.