CIAMIS, RADARTASIK.ID – Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Ciamis baru mengetahui ada satu tenaga pendidik yang terkonfirmasi sebagai Orang dengan HIV/AIDS (ODHA).
Kepala Bidang (Kabid) Pembinaan Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK), Dinas Pendidikan Kabupaten Ciamis, Tetet Widianti berharap jumlah itu tidak kembali bertambah.
“HIV/AIDS kan banyak faktor bisa tertularnya dari pasangan hidupnya atau gaya hidupnya. Oleh karenanya, diharapkan saling menjaga satu sama lainnya agar tidak tertular HIV/AIDS,” katanya kepada Radar, Selasa (28/11/2023).
Baca Juga:Tempat Pembuangan Sampah Liar Tidak Terpetakan, Bidang Kebersihan DPRKPLH Ciamis Hanya Bisa Tunggu LaporanJadwal Pertandingan PSGC Ciamis di Liga 3 Asprov Jabar
Tetet meminta guru yang bersangkutan tidak dijauhi atau dikucilkan meski statusnya ODHA.
Sebaliknya, harus diberi motivasi agar bersemangat melanjutkan hidup dan menjalani pengobatan. Apalagi penyakit tersebut memang tidak mudah menular seperti penyakit biasa.
“Jangan sampai termarjinalkan atau jauhi, karena bisa berefek pada emosionalnya. Tetapi berikan motivasi agar selalu berfikir selalu positif,” ujarnya.
Ia juga menjelaskan soal tenaga pendidik terapapar HIV/AIDS itu bukan hanya tanggungjawab Dinas Pendidikan.
Semua pihak punya tanggungjawab untuk melakukan intervensi, seperti Dinas Kesehatan dan lainnya.
Ia pun mengingatkan bahwa kemunculan kasus ini bisa menjadi bahan pembelajaran bahwa menjadi guru bukan hanya soal mengajar tetapi juga memperbaiki karakter diri.
“Karena ada peribahasa guru cerminan siswanya, yaitu guru itu digugu dan ditiru,” katanya.
Baca Juga:Cheka Dukung Peningkatan Peran Wanita dalam PembangunanGerakan Perempuan Tangguh Katrol Canoli Lebih Modern dan Berdaya Saing
Saat ini, lanjutnya, guru dituntut menciptakan siswa yang memiliki profil Pelajar Pancasila. Dimulai dari bertakwa kepada tuhan yang maha esa, dan berakhlak mulia, berkebinekaan global, mandiri, bergotong royong, bernalar kritis, dan kreatif.
Meski program itu menyasar pelajar, namun menurutnya para guru harus memberi contoh lebih dulu. Baru kemudian menerapkannya kepada para pelajar.
“Artinya guru juga harus steril dari perbuatan yang negatif. Karena guru harus mentransfer karakter profil pelajar Pancasila kepada siswa sebagai penjabaran dari Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5),”katanya.