Setelah puluhan tahun memiliki pemahaman radikal, dia pun saat ini sudah punya perspektif berbeda. Dia pun mengaku siap untuk kembali menggunakan hak pilihnya pada 14 Februari 2024 nanti. “Pemilu 2024 adalah bagian dari demokrasi yang mesti kita jalankan,” ucapnya.
Diakuinya, pemahaman radikal yang dia miliki merupakan efek dari minimnya literasi. Pihaknya pun menutup diri dan menolak pandangan lain. “Merasa paling berilmu, padahal kurang ilmu,” imbuhnya.
Sejurus dengan itu, Kepala Kesbangpol Kota Tasikmalaya Ade Hendar mengapresiasi sikap dari para napiter. Di mana mereka siap turut serta menjaga kedamaian pemilu 2024. “Karena butuh kondisi aman dan damai, sehingga setiap tahapan berjalan dengan baik,” katanya.
Baca Juga:Bukan Hanya Utang Piutang Rp 24,6 Miliar, Komisi IV DPRD Sebut Banyak Penyakit di RSUD dr Soekardjo TasikmalayaANEH! Keluarga Pasien Klinik Alifa Tasikmalaya Belum Diberi Akses Informasi Rekam Medis
Mengingat mereka seolah menjadi pemilih pemula, mereka juga diberikan penjelasan mengenai kepemiluan. Dari mulai memastikan hak suara sampai dengan regulasi pelanggaran kampanye. “Tidak ada perlakuan khusus saat nanti pemilihan, mereka sama seperti warga lainnya,” terangnya.(*)