RADARTASIK.ID – Menjelang kunjungannya ke Israel pekan, CEO Space X yang juga pemilik media sosial X (dulu Twitter) Elon Musk telah menungkapkan rencananya menyumbangkan seluruh pendapatan langganan dan iklan yang terkait perang di Gaza dari media sosial X ke Israel. Informasi itu ia sampaikan pada hari Selasa.
Sebelumnya Elon Musk dikecam Israel lantaran berencana menyediakan jaringan satelit ke Gaza untuk membantu organisasi bantuan yang diakui secara internasional.
Namun hal ini mendapat tentangan dari para pejabat Israel. Menteri Komunikasi Israel Shlomo Karhi mengkhawatirkan jaringan itu akan dimanfaatkan Hamas untuk aktivitas perang.
Baca Juga:Milarder Warren Buffett Isyaratkan Pensiun, 99 Persen Harta Kekayaan Dibagikan ke Badan Amal KeluargaHarga Chery Omoda 5 GT Naik Seuprit Per Tanggal 5 Desember 2023
“Hamas akan menggunakannya untuk teroris,” katanya seperti dilansir dari Business Insider.
Seperti diketahui layanan telepon dan konektivitas internet di Gaza terputus sejak peperangan Israel-Hamas yang menewaskan sekitar 14.500 orang menurut Kementerian Kesehatan di Gaza.
Namun Musk mengatakan ia akan mengambil “tindakan luar biasa” untuk memastikan bahwa penyediaan jaringan Starlink itu hanya untuk misi kemanusiaan.
Ia juga menegaskan Starlink akan melakukan segalanya di bawah pengawasan lembaga keamanan Israel dan Amerika Serikat.
Sementara, kunjungan Elon Musk ke Israel pekan depan itu untuk memenuhi pertemuan dengan Presiden Israel Isaac Herzog dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.
Pertemuan itu juga merupakan tindaklanjut dari sebelumnya dimana Elon bertemu Netanyahu di California pada bulan September 2023.
Baru-baru ini Elon Musk juga dikecam pejabat Israel atas postingannya di X yang mengatakan postingan Antisemit sebagai “kebenaran sebenarnya”
Baca Juga:Raih Adipura 9X, TPS Liar di Kabupaten Ciamis BermunculanProgram Puspa Dianggap Berhasil, Kadis Kesehatan Berharap Ada Replikasi
Kecaman juga datang dari Gedung Putih AS yang menyebut postingan itu sebagai “promosi kebencian antisemit yang rasis dan menjijikan.” (*)
Baca berita dan artikel lainnya di Google News