Ia mengungkapkan adanya siswa yang belajar lesehan menjadi hal luar biasa, dimana 13 tahun sekolah tidak memiliki kursi dan meja. Sudah delapan angkatan.
“Saya kira luar biasa ya pada pejuang pendidikan di Kampung Ciwareng ini,” lanjutnya.
Keberadaan sekolah di Garut itu membantu masyarakat untuk mendapatkan pendidikan yang dekat. “Orang tua siswa sangat terbantu dengan adanya sekolah ini, sekalipun tidak ada meja dan kursi mereka tetap menyekolahkan anaknya disini,” jelasnya.
Baca Juga:DPT Garut Setengahnya Pemilih Muda, KPU Masifkan EdukasiGarut Targetkan Donasi untuk Palestina Mencapai Setengah Miliar Rupiah
Ia berharap ke depan sekolah bisa mendapat perhatian lebih dari pemerintah daerah dan orang-orang dermawan.
“Saya ingin mengajak semua pihak pemerintah daerah, para agnia, masyarakat yang punya kelebihan harta untuk menyisihkan sebagian hartanya,” pungkasnya.
Pantauan di lapangan, jumlah ruang ada 6 kelas dengan satu ruang kelas disekat dan dibagi dua dengan ruang kantor. Kelasnya tidak ada kursi meja bahkan papan tulisnya masih blackboard. (*)