CIBIUK, RADARTASIK.ID – Pembangunan pendidikan di Kabupaten Garut belum merata. Masih ada sekolah di Garut yang dinilai kurang layak, seperti di SD Muhamadiyah As Salam.
Fasilitas sekolah di Garut tersebut dinilai belum layak. Sekolah di Kampung Ciwareng Desa Majasari Kecamatan Cibiuk itu tidak mempunyai meja dan kursi untuk kegiatan belajar mengajar.
Kepala SD Muhamadiyah As Salam Dede Ririn mengatakan, sekolah terbentuk dari tahun 2010. Ruang kelasnya masih menggunakan bambu dan bilik.
Baca Juga:DPT Garut Setengahnya Pemilih Muda, KPU Masifkan EdukasiGarut Targetkan Donasi untuk Palestina Mencapai Setengah Miliar Rupiah
Namun tahun 2014, pihaknya mendapatkan bantuan rehab yang justru dengan swadaya masyarakat dijadikan RKB. “Dapat bantuan 2014 jadi dua kelas ditambah swadaya dari masyarakat,” ucapnya, Selasa 21 November 2023.
Meskipun keadaan yang serba kekurangan, ia menuturkan anak-anak semangat karena sangat berkeinginan mempunyai sekolah yang dekat dengan kampungnya
“Alhamdulilah pada tahun 2017-2018 di tingkat kecamatan anak-anak mendapatkan juara olimpiade matematika dan IPA, kemudian lomba lainnya Pentas PAI dan mewakili kecamatan di tingkat kabupaten,” katanya.
Selama kegiatan belajar mengajar, kata dia, ada anak yang mengeluh karena dingin, sehingga terus bolak balik toilet. Karena mereka belajar di lantai.
“Banyak yang menanyakan kapan ada kursi dan mejanya, tapi selalu diberi motivasi semoga ada donatur yang bisa membantu SD kita,” lanjutnya.
Melihat kondisi sekolah di Garut yang cukup memprihatinkan, anggota DPRD Provinsi Jawa Barat Enjang Tedi memberikan bantuan meja dan kursi untuk dua kelas yaitu kelas lima dan enam.
Sekolah di Garut Ini Butuh Bantuan Pemerintah dan Dermawan
Enjang Tedi menyebutkan, bantuan sebagai bagian dari infak pendidikan. “Ini memang sekolah swasta tapi masyarakat terbantu karena sekarang tidak ada beda pendidikan swasta dan negeri,” ucapnya.
Baca Juga:Pemuda di Garut Bersihkan Sungai dari Sampah, Garut Berseka: Tak Cukup Banyak Kata, Harus Aksi NyataPolres Petakan Jalur Rawan Kecelakaan dan Bencana Jelang Nataru
Ia menjelaskan, meja dan kursi dipriotitaskan untuk kelas 5 dan kelas 6. “Prioritas agar anak-anak yang akan menghadapi ujian bisa merasakan duduk di kursi meja,” katanya.