TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Kurikulum Merdeka akan mulai diterapkan secara nasional mulai tahun ajaran 2024. Kurikulum Merdeka yang diterapkan pada jenjang pendidikan menengah atas, dilakukan dengan kegiatan belajar mengajar yang lebih fleksibel, mulai dari segi alokasi waktu hingga materi pelajaran, tapi tetap berfokus pada materi esensial, pengembangan karakter dan kompetensi peserta didik.
Mendukung terselenggaranya Kurikulum Merdeka secara nasional di tahun 2024, Tim Pengabdian Masyarakat Universitas Galuh Ciamis yakni Ane Novianty SP MP dan Dedeh Rohayati SPd MPd berkolaborasi dengan Tim MGMP Geografi Kabupaten Tasikmalaya, yang diketuai oleh Liana Sari SPd MPd.
Kolaborasi diwujudkan dalam workshop penyusunan modul ajar geografi dengan model pembelajaran berbasis projek (project based learning) dan penyusunan modul P5.
Baca Juga:8 Tahun Perjalanan di Industri Logistik Indonesia, Ninja Xpress Unggulkan Ekosistem Logistik TerintegrasiVas Bunga Estetik dan Ramah Lingkungan di Toko Bunga D’Lufi Tasikmalaya
Workshop diselenggarakan MGMP Geografi Kabupaten Tasikmalaya di SMAN 1 Manonjaya, Selasa (14/11/2023). Tujuannya untuk meningkatkan kreativitas pendidik, terciptanya rasa solidaritas, peningkatan produktivitas, semangat berbagi dan penyelesaian masalah yang lebih cepat.
Ketua MGMP Geografi Kabupaten Tasikmalaya Liana Sari SPd MPd. mengatakan, dengan terselenggaranya workshop ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman dan kesiapan guru, khususnya guru mata pelajaran geografi dalam mengimplementasikan kurikulum merdeka dengan lebih baik lagi di tahun ajaran mendatang.
Kegiatan workshop diakhiri dengan penyerahan modul projek penguatan profil pelajar Pancasila (P5) secara simbolis yang bertema kearifan lokal.
“Projek ini nantinya akan menghasilkan produk berupa peta potensi wilayah dan juga terciptanya produk unggulan baru berbasis komoditas khas/unggul yang terdapat di lokasi projek,” katanya.
Menurut Ane Novianty, penyerahan modul projek tersebut diharapkan dapat memberi stimulus bagi guru geografi untuk lebih menyelaraskan keilmuan geografi dengan fenomena yang terjadi di masyarakat dan alam sekitar.
Dengan demikian paradigma pembelajaran berbasis projek di jenjang pendidikan menengah atas, selain menumbuhkan kapasitas dan membangun karakter siswa, juga berkontribusi kepada isu-isu yang terjadi di masyarakat khususnya di Kabupaten Tasikmalaya.
“Saya yakin bahwa setiap daerah memiliki kearifan lokal yang khas dan berpotensi untuk dikembangkan serta layak untuk ditunjukkan kepada masyarakat luas sebagai bentuk kebanggaan atas kekayaan daerah yang dimiliki,” kata Ane. (Lisna Wati)