TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Bonus demografi bukan hanya tentang jumlah sumber daya manusia (SDM) usia produktif. Kekayaan warisan budaya juga merupakan bonus yang memiliki ‘daya jual’ untuk mendatangkan orang banyak dan menjadi potensi wisata.
Hal ini sebagaimana diungkapkan Pj Wali Kota Tasikmalaya Cheka Virgowansyah.
Cheka menjelaskan bahwa warisan Budaya Sunda yang ada di Kota Tasikmalaya juga adalah bonus demografi yang harus dilestarikan.
Salah satu caranya melalui acara seperti yang dihelat akhir pekan kemarin: Ngertakeun Cai (Memakmurkan Air).
Baca Juga:ASN Kota Tasik Diharap Tenang! Perampingan OPD Tak Bakal Pengaruhi Penghasilan dan JabatanLagi, Rumah Kontrakan di Kota Tasikmalaya Dijadikan Gudang Minuman Haram
Ngertakeun Cai merupakan peristiwa budaya sebagai alat untuk mencapai tujuan akhir, yaitu terciptanya manusia yang beragama dan berbudaya sehingga jauh dari sifat serakah.
“Saat ini telah terjadi degradasi etika kearifan lokal, budaya-budaya lokal yang menghormati alam sudah ditinggalkan bahkan cenderung di buang karna dianggap tidak relevan, padahal kebiasan orang dahulu adalah didikan tentang mitigasi bencana yang di balut kesakralan dan mitologi,” papar Cheka saat menghadiri prosesi Ngertakeun Cai di Situ Cibeureum, Sabtu (11/11/2023).
Menurutnya, lewat beragam kegiatan kebudayaan khas daerah. Diharapkan menjadi sebuah jembatan ekspresi terhadap seni dan budaya.
Juga sebagai salah satu upaya untuk melestarikan salah satu keanekaragaman yang merupakan sebuah identitas bangsa.
“Kami pun mendorong supaya pegiat seni budaya daerah bisa terus eksis, karena keberagamannya menjadi bonus bagi kita sebagai daerah yang ingin menjadi kota lebih maju, tanpa mengesampingkan kearifan lokalnya yang justru bisa dikemas menjadi potensi pariwisata,” harap Cheka. (*)
Baca berita dan artikel lainnya di Google News