Alun-Alun Kota Banjar Dinilai Berubah Fungsi, Dianggap Mirip Pasar

Alun-Alun Kota Banjar
Alun-Alun Kota Banjar saat malam hari. Fungsi dari alun-alun pun menjadi perhatian. (Yulianto/Radartasik.id)
0 Komentar

Sedangkan fungsi ekologi, kata dia, antara lain penyegaran udara, penyerapan air hujan, serta sebagai aspek planologis perkotaan melalui keseimbangan antara lingkungan alam dan lingkungan binaan yang berguna untuk kepentingan masyarakat.

Alun-Alun Kota Banjar Memiliki Nilai Sejarah

Alun-Alun Kota Banjar turut berperan menjaga keserasian lingkungan perkotaan, sebagai sarana pengaman lingkungan perkotaan yang aman, nyaman, segar, indah, dan bersih.

“Berbagai fungsi tersebut tidak berjalan sesuai dengan harapan. Sejauh ini hanya fungsi ekonomi, bermain, komunikasi sosial dan fungsi transit saja yang umumnya berjalan. Sementara fungsi lainnya masih dimarjinalkan,” tuturnya.

Baca Juga:Tarif Parkir di Kawasan Wisata Pangandaran Jangan Mahal Mahal, Pertimbangkan Sebelum Dipisah dari TiketingTempat Hiburan Malam di Kawasan Wisata Pangandaran Dirazia, Pengunjung Dites Urine

Firman mengatakan, Alun-Alun Kota Banjar merupakan salah yang memiliki nilai sejarah, keberadaaanya dapat dirunut sejak tahun 1925.

Sebelum Banjar berdiri sebagai sebuah daerah otonomi, landscape alun-alun adalah berupa lapangan rumput (softscape). Alun-alun ini dikelilingi pendopo, kantor kewadanaan, koramil, polisi militer dan mesjid (agung).

Oleh karenanya alun-alun memiliki fungsi administratif, yakni merepresentasikan pusat pemerintahan yang oleh masyarakatnya digunakan untuk memenuhi panggilan acara otoritas. Secara fungsi sosial, alun-alun menjadi tempat berkumpul masyarakat dengan berbagai aktivitasnya.

“Sedangkan kini, kondisi alun-alun telah mengalami perubahan, alun-alun tidak lagi berupa lapangan yang ditumbuhi rumput. Namun bergeser menjadi konsep ‘plaza’ yang menonjolkan elemen perkerasan/paving (hardscape). Dari segi fungsinya, alun-alun mulai dimanfaatkan untuk perdagangan,” ucapnya. (*)

0 Komentar