Terkait rencana pemanfaatan ke depannya, dalam pertemuan tersebut H Ade mendapat berbagai usulan. Dari mulai pusat perdagangan rakyat, sarana pendukung wisata dan fasilitas lainnya.
Kendati demikian, H Ade belum bisa memastikan pemanfaatan aset tersebut. Pihaknya akan melakukan komunikasi lebih lanjut dengan Pemkot Tasikmalaya supaya terjadi simbiosis mutualisme. “Yang jelas saya tidak ingin dijadikan mall, saya ingin pemanfaatannya memberikan manfaat untuk, saya lebih senang apabila nanti itu dimanfaatkan oleh masyarakat banyak,” tuturnya.
Ketua MUI Kota Tasikmalaya KH Aminudin Bustomi bersyukur Pemkab pada akhirnya bisa mengambil langkah yang cepat. Pembongkaran bangunan di kawasan itu sudah diharapakn sejak lama. “Ini yang kita tunggu dari dulu, ada action yang jelas sesuai harapan dan aspirasi bersama,” tuturnya.
Baca Juga:Perhiasan 28 Gram Raib, Perempuan Lansia di Tasikmalaya Jadi Korban BegalBela Palestina, Besok Ribuan Massa Akan Padati Jalan Pusat Kota Tasikmalaya
Karena semua pihak sepakat tidak ingin kawasan itu disalahgunakan untuk aktivitas negatif. Sejauh ini banyak temuan warga dan aparat dariu mulai transaksi miras, jual beli daging anjing dan penyakit masyarakat lainnya. “Penyakit-penyakit masyarakat di sana,” katanya.
Aktivis Islam Ustaz Iri Syamsuri mengapresiasi langkah dari para tokoh yang tetap komitmen mengawal persoalan di eks terminal Cilembang. Pihaknya pun mengapresiasi langkah Pemkab yang responsif dengan permasalahan ini. “Meskipun seharusnya sudah lama ini dilakukan, tapi bagaimana pun tetap harus diapresiasi,” tuturnya.
Namun dia menyesalkan Pj Wali Kota Tasikmalaya Dr Cheka Virgowansyah tidak turut hadir dan mewakilkan Kepala Dinas Kominfo Hanafi. Seolah persoalan di eks terminal Cilembang ini sebuah hal sepele bagi pemkot. “Padahal kan yang terdampaknya warga sekitar yang merupakan penduduk kota,” ucapnya.(*)