RADARTASIK.ID – Rumah Sakit Al-Shifa adalah rumah sakit terbesar di Gaza, yang memberikan perlindungan dan pengobatan kepada ribuan warga Palestina bahkan saat Israel menyerangnya.
Diberitakan Al Jazeera, bagi warga Palestina di Gaza, Rumah Sakit Al-Shifa adalah ”rumah penyembuhan”. Bagi Israel, rumah sakit ini adalah pusat komando utama Hamas.
RS Al-Shifa, rumah sakit terbesar di enklave tersebut, kini berada pada titik puncak, berjuang untuk merawat ribuan pasien seiring serangan langsung dari militer Israel.
Baca Juga:Kota Tasikmalaya Bela Palestina, Jumlah Kematian di Gaza Lebih dari 10.500 Orang Akibat Serangan IsraelPrediksi Servette vs Sheriff di Liga Europa 2023, Statistik, Skor, Susunan Pemain, dan Head to Head
Minggu lalu, tentara Israel membom sebuah ambulans di luar Rumah Sakit Al-Shifa, bagian dari konvoi yang seharusnya membawa pasien dari Kota Gaza ke perlintasan perbatasan Rafah, agar mereka dapat diobati di Mesir.
Menurut Kementerian Kesehatan Palestina, yang telah mengoordinasikan perjalanan tersebut dengan Komite Internasional Palang Merah (ICRC) di Gaza, 15 orang tewas dalam serangan tersebut.
Human Rights Watch (HRW) menyatakan bahwa serangan tersebut, yang menewaskan orang-orang di dalam dan sekitar ambulans, seharusnya diinvestigasi sebagai kemungkinan kejahatan perang.
Pada hari Senin, dilaporkan bahwa pasukan Israel kembali menargetkan Rumah Sakit Al-Shifa, kali ini menyerang sistem panel surya yang menyediakan listrik untuk departemen utamanya.
Dengan sisa bahan bakar yang hampir habis di tangki-tangki untuk menjalankan generator tunggalnya, hanya masalah waktu sebelum rumah sakit ini terpaksa mematikan peralatan penting seperti ventilator dan mesin cuci darah, meninggalkan pasien untuk mati.
Kenapa Rumah Sakit Al-Shifa Jadi Target?
Dar al-Shifa, yang secara harfiah diterjemahkan sebagai ”rumah penyembuhan”, adalah kompleks medis terbesar dan paling luas di wilayah tersebut, terdiri dari tiga fasilitas khusus: bedah, kedokteran dalam, dan obstetri dan ginekologi.
Terletak di daerah Remal utara, dekat pelabuhan, situs ini awalnya adalah barak Tentara Inggris. Ini menjadi rumah sakit pada tahun 1946, mengalami perluasan berturut-turut di bawah pemerintahan Mesir dan selama pendudukan Israel pada tahun 1980-an.