Untuk itu, perlu kampanye tentang gizi, program kesehatan, dan gizi berbasis masyarakat terus digiatkan. Penyuluhan gizi seimbang pada ibu hamil, promosi Inisiasi Menyusui Dini (IMD), promosi memberikan Air Susu Ibu (ASI) eksklusif sampai usia bayi 6 bulan, dan program pemberian makanan tambahan (PMT).
“Sehingga kita melakukan edukasi gizi pada masa remaja (calon pengantin), kehamilan, nifas, dan bayi balita. Serta produk pangan lokal daerah Tasikmalaya dan Pangkalpinang seperti; nuget, sosis tempe dan ikan bilis atau nila,” katanya.
Semua kegiatan PPDS itu, agar mencapai tujuan khusus, yaitu meningkatkan pengetahuan tentang standar kesehatan nutrisi sehat pada masa remaja, pra-konsepsi dan ibu hamil. Itu melalui optimalisasi kelas ibu hamil dengan memberikan edukasi tentang gizi sehat dan ASI eksklusif untuk mencegah kondisi Anemia dan KEK.
Baca Juga:PGRI Bungursari Membangun Kekompakan Antar GuruSMK Manaarotul Ummah Gelar LDKS untuk Melatih Jiwa Kepemimpinan Siswa
Selanjutnya, mampu meningkatnya pengetahuan ibu nifas, menyusui dan Ibu bayi balita tentang ASI ekslusif dan MPASI melalui optimalisasi kelas ibu bayi balita. Tentu saja untuk mencegah gangguan pertumbuhan bayi dan balita serta kegagalan pemberian ASI Ekslusif.
Lebih lanjut, dapat meningkatkan keterampilan ibu bayi balita dan kader tentang bagaimana cara membuat menu sehat MPASI dan kudapan sehat bagi balita berbasis pangan lokal.
Kemudian, mampu meningkatkan kemandirian masyarakat dalam mengolah sumber daya alam setempat menggunakan teknologi tepat guna. Dengan berupa menu dari bahan pangan lokal berupa menu dan produk modifikasi paket MPASI dan paket makanan balita yang dipasarkan secara lokal maupun wilayah dari warung GenSet.
Tujuannya terakhir, dalam upaya meningkatkan pengetahuan dan keterampilan ibu bayi balita akan pemantauan tumbuh kembang bayi dan Balita melalui kegiatan pendampingan Maca Bareng Buku KIA (MABA KIA). (riz/rls)