TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Isu lingkungan tengah menjadi perbincangan hangat belakangan.
Terutama setelah beberapa kali terjadi unjuk rasa dan protes atas penanganan sampah di Kota Tasikmalaya. Baik di darat maupun sampah di sungai.
Masalah lingkungan ini kemudian dibahas dalam focus group discussion atau FGD yang diselenggarakan di Bale Kota Tasikmalaya, Senin (6/11/2023).
Acara yang dihadiri Ketua DPRD Kota Tasikmalaya Andi Warsandi, Asda II Kota Tasikmalaya Tedi Setiadi dan Social Preneur Wildayanti itu membahas masalah lingkungan terutama sampah plastik.
Baca Juga:Pj Wali Kota Tasikmalaya Siap Curi Start Sambut Tol GetaciPenugasan Pj Wali Kota Tasikmalaya Berpeluang Diperpanjang, Nilai Kinerja Hasil Evaluasi Mencapai 90
Dalam kesempatan itu, Andi mengingatkan pemerintah daerah agar mengurangi pemberian air kemasan plastik pada setiap agenda pertemuan pemerintah.
Langkah itu sebagai wujud nyata menjaga lingkungan dari menjamurnya sampah plastik.
“Di Kota Bandung memang sudah dicanangkan, darurat sampah. Di sana, para tamu itu sudah tidak disuguhi minuman kemasan. ASN di sana, sudah bawa termos-termos kecil sendiri. Kita waktu itu, sampai beli dulu,” katanya dalam Focus Group Discussion (FGD) tentang pengelolaan sampah di Bale Kota Tasikmalaya, Senin (6/11/2023).
Andi juga menyebutkan daerah yang menerapkan dengan tegas tentang cara menekan produksi sampah adalah Yogyakarta.
Sri Sultan Hamengkubuwono X sampai turun gunung untuk menekan produksi sampah plastik.
“Kalau kita masih mencari bagaimana cara mengurangi produksi sampah,” ujarnya.
Meski begitu ia menyadarai alokasi dana untuk pengelolaan sampah di Kota Tasikmalaya masih rendah. Hal itu disebabkan minimnya anggaran pemerintah daerah.
Sehingga, ia berharap pihak swasta yang tertarik, bisa membantu Pemkot memiliki alat canggih untuk menekan produksi sampah. (*)
Baca berita dan artikel lainnya di Google News