TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Pembongkaran bangunan di kawasan eks terminal Cilembang bukan kali ini saja diajukan warga. Namun soal anggaran selalu menjadi alasan dari pemerintah Kabupaten Tasikmalaya.
Reaksi masyarakat terkait masalah penyalahgunaan eks terminal Cilembang sudah terjadi bertahun-tahun. Karena bukan sekali dua kali saja aparat mendapati transaksi atau peredaran miras di sana.
Tokoh ulama Kota Tasikmalaya KH Muhammad Yan yan Al Bayani SKomI MPd mengatakan pihaknya sudah mengajukan pembongkaran sejak tahun 2018. Namun ajuan itu seolah tidak digubris oleh Pemkab Tasikmalaya. “Sudah 5 tahun kami sabar menunggu,” ungkapnya kepada Radartasik.id, Selasa (7/11/2023).
Baca Juga:Uang Ratusan Juta Untuk Pembangunan Masjid di SMK Negeri 2 Tasikmalaya Raib, Ruang Bendahara Dijebol MalingJaga Lingkungan, Bank Sampah di Kota Tasikmalaya Masih Butuh Penyadaran
Sejak awal, alasan Pemkab Tasikmalaya selalu sama yakni masalah anggaran. Sehingga bertahun-tahun ajuan itu pun tak kunjung direalisasikan. “Dari dulu alasannya klasik terus, masalah anggaran,” terangnya.
Sampai akhirnya, kondisi berkembang dengan temuan peternakan dan jual beli daging anjing untuk konsumsi. Di samping itu, sekitar lokasi juga kerap disalahgunakan untuk prostitusi juga.
Pihaknya pun sepakat dengan para tokoh di Kabupaten Tasikmalaya di mana warga siap turun tangan. Khawatirnya tahun depan pun kembali ditunda-tinda dengan alasan yang sama. “Santri dan warga masyarakat siap bergotong royong membongkar bangunan tersebut,” tegasnya.
Menurutnya pembongkaran eks terminal Cilembang sudah sangat mendesak. Karena dikhawatirkan penyalahgunaannya semakin berkembang memunculkan perilaku negatif lainnya. “Kondisinya sudah mendesak, harus disegerakan,” imbuhnya.
Sebelumnya, warga RW 14 Kelurahan Linggajaya pun melayangkan surat ke Pemkab Tasikmalaya pada awal Oktober 2023 kemarin. Mereka meminta pembongkaran bangunan di eks terminal Cilembang segera dilanjutkan.
Hal itu diakui Ketua RW setempat Jupri Surahman yang menjelaskan warganya merasa tidak nyaman dengan penyalahgunaan tepmpat tersebut. “Soal ada yang menempati sebetulnya bukan persoalan kami, tapi ketika ada penyalahgunaan kami jadi tidak nyaman,” tuturnya kepada Radartasik.id, Selasa (31/10/2023).