TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Pengelolaan Bank Sampah di Kota Tasikmalaya masih terkendala berbagai faktor. Dari mulai kesadaran dan kesediaan masyarakat akan pengurangan sampah, sampai dengan ketersediaan sarana dan tempat.
Salah satu upaya pengurangan sampah yang dilakukan oleh pemerintah yakni dengan pemberdayaan melalui Bank Sampah. Supaya sampah yang diangkut ke Tempat Penampungan Akhir (TPA) bisa diminimalisir.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Tasikmalaya, H Deni Diyana mengatakan bahwa saat ini ada 50 bank sampah di Kota Tasikmalaya yang aktif beroperasi. Hal ini masih belum sesuai dengan penyebaran yang ditargetkan. “Kita kan ingin 1 kelurahan minimal 1 bank sampah,” ucapnya kepada Radartasik.id usai pembinaan Bank Sampah di GCC, Senin (6/11/2023).
Baca Juga:Radar Tasikmalaya Raih Anugerah Kawistara 2023 dari Balai Bahasa Provinsi Jawa BaratKenalin Nih! Daftar Caleg Partai Ummat Untuk Pileg 2024 Kota Tasikmalaya
Ke depannya pihaknya akan terus menguatkan komunikasi dengan berbagai elemen. Termasuk para lurah yang di wilayahnya belum memiliki kelompok dan sarana pengurangan sampah itu. “Karena ini perlu sinergi semua instansi, semua elemen,” katanya.
Sebagaimana diketahui, selain berdampak pada lingkungan pola ini juga memberikan dampak ekonomi bagi masyarakat. Namun realitanya tetap saja pembentukan bank sampah tetap terkendala.
Soal kendala di lapangan, menurutnya ada beberapa faktor yang di antaranya kesadaran dari masyarakat soal lingkungan. Namun persoalan sarana juga menjadi kendala yang tidak mudah diselesaikan. “Ada masyarakat yang punya kesadaran namun sarana dan prasarananya tidak tersedia, misal lokasi penampungan dan lain-lainnya,” tuturnya.
Namun pemerintah pun tidak tinggal diam di mana beberapa pengelolaannya sudah diberikan suplai bantuan. Termasuk dari aspirasi yang didorong oleh anggota DPRD Kota Tasikmalaya. “Ada dari dana kelurahan juga,” terangnya.
Di sisi lain, kelompok-kelompok yang sudah ada pun tetap harus diberikan pembinaan. Supaya mereka bisa tetap bertahan dan terus beroperasi mengurangi volume sampah. “Karena kami tidak ingin bank sampah yang sudah ada malah berhenti, jadi terus kami lakukan pembinaan juga supaya terus berkembang,” imbuhnya.