TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Dosen Keperawatan Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi, salah satunya adalah Pengabdian kepada Masyarakat.
Bentuk pengabdiannya itu, kerja sama dengan Puskesmas Cigeureung Kota Tasikmalaya untuk melaksanakan kegiatan pelatihan untuk kader Poyandu Lansia tentang Upaya Pengendalian Hipertensi Kelurahan Nagarasari berjumlah 24 orang, di Aula Puskesmas Cigeureung, Sabtu, 23 September 2023.
Tim Pengabdian Masyarakat Dosen Jurusan Keperawatan yaitu Dr Peni Cahyati SKp MKes, Dudi Hartono SKep Ners MKep, dan Drs Unang Arifin Hidayat MKes. Dengan narasumber pelatihan dari tim pengabdian dosen Jurusan Keperawatan dan Penanggung Jawab Program Lansia di Puskesmas Cigeureung H Dayat Suwardi AMK. Melibatkan juga mahasiswa prodi D3 keperawatan Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya, Felia Ananda Putri, Mita Rusmianti, dan Rizal Faizal.
Baca Juga:Terkumpul Rp 17 Juta untuk Palestina, SMA Al-Muttaqin Galang Donasi Kemanusiaan6 Tips Lancar Berbahasa Inggris
Ketua Tim Pengabdian Masyarakat Dr Peni Cahyati SKp MKes mengatakan, kegiatan pengabdian masyarakat ini dilatar belakangi peningkatan Usia Harapan Hidup (UHH). Data dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) tahun 2017 UHH di Indonesia terus mengalami peningkatan dimana pada tahun 2010 UHH 68,8 tahun meningkat menjadi 70,9 tahun pada tahun 2017.
Hal ini menyebabkan terjadi peningkatan jumlah penduduk lanjut usia. Pada tahun tahun 2010 jumlah penduduk lanjut usia 18 juta jiwa atau 7,56 %, dan tahun 2019 meningkat menjadi 25,9 juta jiwa atau 9,7%. Serta tahun 2035 diperkirakan mencapai 48,2 jiwa atau 15,77%.
“Kemenkes tahun 2019 mencatat pertumbuhan jumlah penduduk lanjut usia yang pesat ini merupakan tantangan terbesar bagi pelayanan kesehatan. Karena munculnya masalah kesehatan sebagai akibat perubahan fisik, mental, spiritual dan ekonomi,” katanya kepada Radar, Kamis (2/11/2023).
Perubahan fisik akibat proses penuaan menyebabkan terjadi transisi epidemiologi muncul penyakit degenerative seperti pnemonia, penyakit paru obstruksi kronis, gagal jantung kongestif, osteo artritis, infeksi saluran kemih, diabetes mellitus dan hipertensi.
Angka kejadian hipertensi di Indonesia berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) terjadi peningkatan. Di mana pada tahun 2013 sebesar 25,8% meningkat menjadi sebesar 34, 1% tahun 2018. Angka kejadian di Jawa Barat prevalensi dimana hasil pengukuran pada penduduk umur 18 tahun keatas pada tahun 2013 sebesar 29,4 meningkat menjadi 39,6 pada tahun 2018.