“Misalnya, apa saja aktivitas yang harus dilakukan, siapa saja yang terlibat, berapa lama, dan apa saja indikator output setiap kegiatan dan bagaimana indikator keberhasilan program dirumuskan secara jelas dalam proposal tersebut,” saran Kepala Departemen Tata Kelola Urusan Publik (Takeup) Perkumpulan Inisiatif itu.
Dokumen rencana kerja itu, lanjut Nandang, tidak cukup hanya membuat dokumen anggaran saja, yang hanya menggambarkan atau menginformasikan berapa uangnya/anggarannya, dibelikan apa saja, dan hanya sekadar menyerap atau membelanjakan saja.
“Tanpa membuat indikator keluaran berupa serapan anggaran saja, tapi harus merumuskan hasil dan manfaat program tersebut hasil dan manfaatnya,” tegas Nandang. (Firgiawan)
Naca berita dan artikel lainnya di Google News