TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Iklim kering akibat kemarau panjang belum juga berakhir. BPBD Kota Tasikmalaya masih terus mendistribusikan air bersih kepada warga.
Meski ketersediaan sumber air bersih saat ini masih cukup untuk hingga dua bulan ke depan, namun iklim kering berkepanjangan dapat membuat dampaknya semakin parah.
Pemerintah pun dinilai tak bisa terus menerus mengandalkan bantuan swasta. Diperlukan intervensi langsung pemerintah dengan menetapkan status tanggap darurat.
Baca Juga:Doa Bersama Lintas Agama Tutup Rangkaian Milangkala Kota Tasikmalaya Ke-22Pj Wali Kota Tasikmalaya Siapkan Event Kejutan Berskala Nasional Pasca Hari Jadi
Kepala Bidang Penanggulanagan Bencana, BPBD Kota Tasikmalaya, Asep Sudrajat Hadipraja, mengatakan iklim kering yang disebabkan Badai El Nino saat ini belum sebanding tahun 2019.
“Kalau dibandingkan dengan Tahun 2019, parah tahun 2019. 5 bulan (kekeringan) merata di 10 kecamatan,” ungkapnya.
Saat itu, kata dia, sumber air bersih berasal dari PDAM Tirta Sukapura dan juga pihak swasta perusahaan plastik Dollar.
Bagi Asud, Pemerintah Kota Tasikmalaya harus punya sumber air mandiri seperti sumur bor atau artesis.
“Waktu itu, Dollar dan PDAM menyalurkan sekitar 6,4 juta liter air. Sangat perlu (sumur bor), pemerintah daerah harus punya jangan mengandalkan terus dari luar,” paparnya.
Ada lima titik yang disarankan Asud untuk dibangun sumur bor atau artesis. Di antaranya, Kecamatan Purbaratu, Tamansari, Kawalu, Mangkubumi, dan Bungursari.
Prediksi BMKG terbaru, memang menerangkan bahwa hujan akan turun di November 2023. Kendati demikian, Asud mengatakan rencana membuat sumber air itu tetap diperlukan.
Baca Juga:Dilalap Si Jago Merah, Toko Bangunan di Jalan Cimuncang Merugi Hampir Rp 120 JutaCaleg Termuda di Kota Tasikmalaya Berusia 21 Tahun
“Kalau berdasarkan prakiraan BMKG hujan akan turun di bulan November minggu kedu atau ke ketiga,” jelasnya. (*)
Baca berita dan artikel lainnya di Google News