Cheka juga menyampaikan, pentingnya warga Kota Tasikmalaya punya mimpi kolektif.
Maksudnya, memiliki keinginan yang sama untuk memajukan kota resik ini, sesuai dengan porsi masing-masing.
Pernyataan itu, ia sandingkan dengan keberagaman yang ada di sekitarnya.
“Perbedaan itu, bisa menjadi kekuatan, memang betul bisa jadi perselihisan, namun apabila kita sama-sama memiliki mimpi kolektif, mimpi yang bersama-sama kita ingin wujudkan, maka perbedaan itu pasti bisa menjadi kekuatan. Perbedaan suku, etnis, ras, itu bisa jadi kekuatan apabila kita punya mimipi kolektif tadi,” terangnya.
Saat hendak mengakhiri pidato sambutannya, Cheka menerangkan tentang kegiatan dalam rangka hari jadi yang sudah dilakukan pemerintah kota bersama masyarakat.
Baca Juga:Pj Wali Kota Tasikmalaya Siapkan Event Kejutan Berskala Nasional Pasca Hari JadiDilalap Si Jago Merah, Toko Bangunan di Jalan Cimuncang Merugi Hampir Rp 120 Juta
Ia anggap, momen tersebut adalah bukti persatuan dalam perbedaan yang disebut-sebut bisa jadi potensi perselisihan itu.
“Karena dengan 31 event tersebut, setidaknya ada 168 ribu masyarakat yang terlibat. Setidaknnya ada 20% masyarakat yang ikut serta, tidak hanya hadir tapi ikut serta dalam kegiatan-kegiatan,” kata Cheka.
“Kita buktikan kemarin dalam helaran saja, itu setidaknya 20 ribu orang hadir. Ketika kemarin malam puncak, setidaknya ada 10 ribu orang hadir. Itu membuktikan bahwasanya, Kota Tasikmalaya kota yang sangat rukun dan damai. Kita buktikan untuk ke depan, jauh lebih baik,” pungkasnya. (*)
Baca dan berita artikel lainnya di Google News