TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Promosi judi online kian gencar dilakukan melalui berbagai metode yang menimbulkan fenomena negatif. Hal itu tampak tidak berimbang dengan upaya pemerintah dalam mengedukasi masyarakat agar terhindar.
Sebagaimana diketahui, promosi judi online bisa muncul dengan berbagai akses untuk menjangkau masyarakat. Dari mulai iklan website, pesan singkat bahkan sejumlah influencer dan artis harus tersandung hukum karena ikut mempromosikannya.
Promosi judi online yang gencar itu tak ayal menimbulkan Fenomena di masyarakat tanpa mengenal latar belakang. Tidak bisa dipungkiri, judi online ini sangat berdampak negatif terhadap perekonomian.
Baca Juga:Soal Korupsi Proyek Jalan, Kuasa Hukum 5 Tersangka Bilang BeginiMuncul Api, Karyawan Toko Bangunan di Tasikmalaya Langsung Panik
Sebagaimana diketahui, pemerintah melakukan upaya penanganan judi online dengan memblokir situs-situsnya. Namun ibarat rumput liar, situs ilegal itu terus bermunculan termasuk konten-konten promosi judi online pun semakin merebak.
Ketua KNPI Kota Tasikmalaya Opik Taufik Rahman juga menilai fenomena judi online memang tidak bisa dipungkiri. Hal ini seolah menjadi hal yang bukan lagi tabu. “Masalah judi online ini seperti rahasia umum,” ungkapnya kepada Radartasik.id, Selasa (24/10/2023).
Langkah pemerintah dalam melakukan blokir terhadap situs-situs judi online memang sudah terlihat. Namun menurutnya hal itu tidak cukup karena realitanya, hasilnya belum efektif. “Masih banyaknya yang main judi online menunjukkan kalau upaya yang dilakukan, hasilnya belum sesuai harapan,” terangnya.
Akan tetapi, menurutnya pemerintah perlu melakukan upaya preventif juga agar masyarakat terhindar dari judi online. Khususnya soal penyadaran selayaknya gerakan anti narkoba dan hal-hal lainnya. “Karena kalau kita lihat upaya ke sana belum ada,” ujarnya.
Pemerintah bisa menggandeng berbagai elemen masyarakat dari mulai ulama, tokoh masyarakat dan yang lainnya. Sekaligus memberikan pandangan lebih kepada mereka fenomena judi online ini supaya bisa mengimbangi bahkan menggagalkan promosi judi online. “Karena ulama pun sebagian bisa jadi belum paham apa itu judi online, sehingga dakwah yang lebih spesifik ke arah tersebut masih kurang,” ucapnya.