Ia juga memotivasi para penerima PKH bisa meningkatkan kemampuan dan kepercayaan diri. Melalui sejumlah kegiatan usaha yang minimalnya bisa bernilai ekonomis dalam kesehariannya.
“Semoga lewat program P2K2 ini termotivasi, di-inject, didorong untuk mampu melakukan sesuatu. Agar ada graduasi peningkatan kesejahteraan ibu-ibu semua. Supaya ke depan sedikitnya tak terus terima bantuan, jadi kelompok pemberi, kami ingin kelompok-kelompok PKH di Cihideung ini menjadi pioneer graduasi,” ungkap dia.
Camat Cihideung Soni mengatakan secara faktual di Indonesia masih banyak warga atau rumah tangga yang kurang mampu dan perlu perhatian pemerintah. Semakin banyak bantuan sosial digulirkan, pertanda konkret kondisi kesejahteraan masyarakat belum baik.
Baca Juga:Kota Tasikmalaya Butuh Bantuan Anggaran Lebih Besar dari Provinsi untuk InfrastrukturPenataan Kelembagaan Pemkot Tasikmalaya: 5 Instansi Diusulkan Digabung
“Kami juga mendorong, kalau sudah mampu dorong ke warga lain yang masih membutuhkan. Saudara, tetangga. semakin banyak keluar dari program PKH semakin bagus,” paparnya.
Ia kemudian mendefinisikan kemiskinan terbagi dalam dua jenis. Yakni miskin material, dan miskin mental.
Ia tidak menampik banyak masyarakat yang mengalami miskin mental sehingga ingin tetap menjadi penerima bantuan meski secara fisik kategorinya mampu.
“Maka terberat itu mentalitas. Maka data DTKS dan non-DTKS bukan berkurang, tapi bertambah terus. Semoga program-program ini bisa mendongkrak kesejahteraan warga dan terbebas persoalan kesejahteraan dan memberikan kesempatan penerimaan bantuan kepada warga lain yang lebih membutuhkan,” kata dia. (igi)
Baca berita dan artikel lainnya di Google News