TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Menjelang penetapan Daftar Calon Tetap (DCT) pada 4 November mendatang, sejumlah caleg termuda mulai menyosialisasikan diri lewat beragam media. Seperti, baliho, pamflet promosi, dan lainnya.
Berdasarkan penelusuran Radar, melalui data yang dihimpun KPU Kota Tasikmalaya, Caleg termuda di Kota Tasikmalaya berusia 21 tahun.
Caleg termuda itu ada di empat partai politik. Diantaranya, Partai Nasdem, Partai Gelora Indonesia, Partai Amanat Nasional (PAN), dan Partai Demokrat. Keempat caleg termuda itu merupakan kelahiran tahun 2002.
Baca Juga:Badan Riset Kota Tasikmalaya Akan Dibentuk di Bawah BappelitbangdaSitu Gede Kering Jadi Berkah untuk Peternak Domba
Sementara partai lain, memilih mendaftarkan calon di atas usia 24 tahun. Kendati demikian, tukar pasang caleg masih bisa dilakukan sampai penetapan DCT dilakukan.
Adapun keterwakilan caleg perempuan dalam daftar calon sementara, 17 partai yang ada telah memenuhi batas minimal yakni 30 persen.
Soal penyokong Caleg Perempuan terbanyak dilakukan oleh Partaui Persatuan Pembangunan (PPP) sebanyak 19 orang. Bukan tak mungkin, jika Gedung DPRD Kota Tasikmalaya di tahun 2024 akan diisi oleh wajah baru yang mungkin adalah generasi Z tersebut.
Pengamat politik di Tasikmalaya, Dr Asep M Tamam, mengatakan anak muda harus kerja ekstra agar bisa terpilih sebagai wakil rakyat.
“Meski jahatnya politik sekarang itu harus pakai uang, anak muda semestinya bisa menyuguhkan kampanye yang idealis dan ideal. Contoh dalam balihonya, bagaimana bisa menjelaskan bahwa dia muda, misal menyebutkan umurnya,” terangnya.
Diketahui, klasifikasi yang dipublikasi oleh KPU memanglah tak menyertakan usia. Dari data yang termuat hanyalah memuat nama, gender, dan asal partai saja.
Gelar anak muda kerap dipakai oleh Caleg untuk menggaet pemilih pemula. Dosen UIN Bandung itu juga mengingatkan agar caleg muda bisa mengukur akumulasi dan kalkulasi yang dipakai.
Baca Juga:Ahmad Dhani Kampanye Politik di Konser Simple Fest 2 TasikmalayaPagelaran Seni Teater: Geber-Geber Hihid Aing karya Wahyu Wibisana Akhiri Kibar Budaya Jilid VIII
“Usia memang diperhitungkan. Kalkulasinya misal yang membuat koalisi Prabowo itu memilih Gibran. Siapa yang bisa mengurangi suara Ganjar, tidak ada lagi yang melebihi Gibran,” uajrnya.
Untuk itu, Asep ingatkan Caleg muda di Kota Tasikmalaya untuk bisa melihat peluang dan memanfaatkannya dengan idealisme yang dimilikinya sebagai representatif anak muda. (*)