Situ Gede, danau seluas 47 Hektare di Kota Tasikmalaya kini disebut Padang Savana, dijadikan sejumlah peternak domba untuk menyabit rumput teki.
Semula Situ Gede merupakan wisata yang dikenal dengan pemandangan air danau yang terhampar luas. Perahu-perahu yang dulu berlayar hingga ke tengah pulau kecil, kini berjajar di tepian.
“Kalau habis di sini (Situ Gede), saya gak tahu lagi akan ke mana. Selain saya ada juga orang dari Rajapolah dan Garut, Nagreg juga. Sebenarnya Situ Gede ini adalah harapan terakhir peternak seperti kami,” ucapnya.
Baca Juga:Ahmad Dhani Kampanye Politik di Konser Simple Fest 2 TasikmalayaPagelaran Seni Teater: Geber-Geber Hihid Aing karya Wahyu Wibisana Akhiri Kibar Budaya Jilid VIII
“Bebas kalau nyambit, malahan orang sini sudah bosan mungkin melihat saya ke sini,” sambungnya tergelak.
Sudah satu bulan lebih Ayep menyabit rumput teki di Situ Gede. Dengan jarak tempuh lebih dari 40 km itu, Ayep dan kedua rekannya biasa memboyong mobil pick up untuk mengangkut 30 karung berbobot 30 kilogram.
Wisata yang konon punya mitos sebuah makam Eyang Prabudilaya itu, kini juga disulap menjadi Padang Savana, tempat wisatawan biasa menggelar tikar sekadar duduk-duduk melihat matahari terbenam.
Meski tampak indah, pemandangan itu juga memperlihatkan kondisi kekeringan di danau seluas 47 hektar itu, sudah terjadi selama tiga bulan sejak dampak Badai El Nino mulai terasa di Indonesia.
“Kela kok tiasa dugi saat pisan kitu, eta situ na atanapi pinggirannya? Nembe uninga dugi kieuna. (Sebentar kok bisa sampai surut begitu, itu situ-nya atau hanya pinggirnya saja? Baru melihat sampai seperti itu),” tulis pengguna akun anrsh15 dalam unggahan instagram tasiksociety. (*)
Baca berita dan artikel lainnya di Google News