Setelah diketahui konsepnya sistem charter, menurutnya ini sbuah keanehan karena artinya bukan penerbangan reguler. Bahkan cenderung terlalu memaksakan karena dikelola oleh pihak ketiga. “Seperti travel kan, bukan Citilink membuka jalur ke sini,” ucapnya.
Usut punya usut, dia menilai Pemkot jadi korban janji manis pihak tertentu yang mencari keuntungan. Pada akhirnga penerbangan yang awalnya diharapkan berkelanjutan, faktanya tidak demikian. “Pemkot juga masyarakat kena Prank oleh pihak tertentu, bahkan CV-nya juga ikut kena prank,” ujarnya.(*)