CIAMIS, RADARTASIK.ID – Program Sekoper Cinta digelar Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP2KBP3A) Kabupaten Ciamis pada periode September hingga November 2023.
Program ini berfokus pada peningkatan pemberdayaan perempuan di 10 Desa yang tersebar di 10 Kecamatan di Kabupaten Ciamis.
Kabid PPPA- DP2KBP3A Kabupaten Ciamis, Drs Ahmad Ruhmani Msi menjelaskan bahwa Sekoper Cinta bertujuan mendukung perempuan untuk mencapai prestasi tinggi dan mengatasi masalah sosial yang seringkali terkait dengan kerentanan keluarga.
Baca Juga:Waze: Aplikasi Buatan Israel yang Telah Didownload Lebih dari 100 Juta Kali di Google PlaySolidaritas untuk Palestina, 15000 Orang Tumpah Ruah Padati Alun-Alun Ciamis
Masalah-masalah tersebut mencakup pernikahan usia dini, perceraian, kekerasan, stunting, kematian ibu dan bayi, serta perdagangan manusia.
“Tujuan utama dari program Sekoper Cinta di Ciamis adalah meningkatkan peran perempuan dalam keluarga. Upaya pertama dalam mencapai kemandirian perempuan adalah pemberdayaan perempuan yang berbasis partisipatif,” ungkapnya kepada Radar, pada Jumat (20/10/2023).
Lebih lanjut, Sekoper Cinta berperan dalam menyelesaikan tantangan yang dihadapi perempuan di Jawa Barat, terutama di Kabupaten Ciamis, yang seringkali disebabkan oleh kurangnya pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan.
Meskipun perempuan memiliki potensi untuk menjadi mandiri, kerjasama dan pertukaran pengetahuan antarperempuan sangat penting dalam pencapaian tersebut.
“Oleh karena itu, salah satu pendekatan yang digunakan adalah melalui pendidikan non-formal yang bertujuan meningkatkan pemahaman gender, pengembangan diri, kestabilan keluarga, serta produktivitas ekonomi,” tambahnya.
Program Sekoper Cinta memberikan manfaat positif bagi perempuan di Kabupaten Ciamis. Program ini dijalankan di 10 Desa, yaitu Desa Golat, Kawali, Sadananya, Cisadap, Sukaharja, Karangkamulyan, Mekarsari, Panjalu, Gereba, dan Sindangkasih.
Peserta program adalah perempuan usia 18 hingga 55 tahun yang mengikuti 10 pertemuan. Selama pertemuan tersebut, mereka akan diberikan 20 modul dan materi dengan fokus pada kesetaraan gender, komunikasi, pola asuh anak dan remaja, serta pengembangan keterampilan perempuan. (Fatkhur Rizqi)
Baca berita dan artikel lainnya di Google News